Selasa, 30 Juli 2013

HUBUNGAN BUDAYA DENGAN DAKWAH


A.PEMBAHASAN
1. Pengertian
A.  Pengertian Sosiologi
Secara bahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Soerjono sukamto sosiologi adalahilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola umum kehidupan masyarakat.[1]

Roucek dan Warren, dalam Soerjono, rnenjelaskan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan antara rnanusia di dalarn kelompok-kelompok.[2]
Dalam hal di atas, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di anatra dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama.
Kebudayaan adalah semua hasil kreasi dan karya pemikiran manusia yang dibuat secara sadar. Setiap masyarakat maupun bangsa mempunyai macam kebudayaan yang berbeda. karena pola kehidupan mereka yang berbeda. Masalah kebudayaan memang seringkali menjadi bahan perbincangan hangat. Bahkan, tidak jarang masalah kebudayaan ini memanas hanya karena perbedaan apresiasi dan persepsi atas kebudayaan yang ada.


B. karateristik sosiologi.
Sebagai ilmu, sosiologi memiliki sifat hakikat atau karakteristik sosiologi:
1.      Merupakan ilmu sosial, bukan ilmu kealaman ataupun humaniora
2.      Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi berbicara apa adanya tentang fakta sosial secara analitis, bukan mempersoalkan baik-buruknya fakta sosial tersebut. Bandingkan dengan pendidikan agama atau pendidikan moral.
3.      Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia dalam masyarakat, dan juga tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
4.      Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science)
5.      Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal ini sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi teori.
2. Dakwah
a. Etimologis
Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak. Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’I yang berarti pendakwah. Di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam disebutkan makna da’I sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau mazhabnya.
Dalam Al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali dengan makna yang berbeda-beda setidaknya ada 10 macam yaitu:

1. Mengajak dan menyeru,
2. Berdo’a,
3. Mendakwa (red. Menuduh),
4. Mengadu,
5. Memanggil,
6. Meminta,
7. Mengundang,
8. Malaikat Israfil,
9. Gelar,
10. Anak angkat.

b. Terminologis

v  Definisi dakwah dari literature yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:

Ø  Aboebakar Atjeh Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
Ø  Syekh Muhammad Al-Khadir Husain Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ø  M. Abul Fath al-Bayanuni Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata.
Ø  A. Masykur Amin Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat).

Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.

Dalam hal inilah diperlukan ajaran agama Islam yang dapat memberingan sumbangan berharga, sebagaimana konsep ajarannya yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Sosialisasi ajaran agama Islam ditengah-tengah masyarakat pembangun itu menggunakan strategi dakwah baik yang dilakukan secara lisan, maupun fi’il, dan dapat dilakukan oleh setiap muslim. Dengan demikian, maka tujuan dakwah secara umum dapat dikatakan membangun masyarakat yang maslahat dunia dan akhirat melalui pengetahuan mendalam terhadap pokok-pokok syar’iyahnya[3]

v  Tujuan Dakwah

Ø  Tujuan dakwah ialah mewujutkan kebahagian dan kesejahteraan  hidup dunia dan ahirat yang di ridhoi olehh Allah.
Ø  menyampekkan ajaran-ajaran islam ajaran agama.
Ø  menyebarluaskan agama.
Ø  memperbaiki ahlaq seperti yang telah di ajarkan oleh Rosuluullah.


B. HUBUNGAN BUDAYA DENGAN DAKWAH

Hubungan budaya dengan dakwah setelah kita lihat dari beberapa pengertian-pengertian di atas, keduanya salig membutuhkan untuk menncapai kebaikan dalam meraihnya,meskipun tidak seennua aspek-aspekmya menunjukan ketergantungan antara satu sama lain, jadi hubungan budaya dengan dakwah adalah:

1. Dengan adanya ilmu budaya  sangat membantu pendakwah (Dai) untuk memberikan ilmu pengtahuan agama islam kepada masyarakat  sesuai dengan tingkah laku, cara hidup,  dan  kebudayaan  suatu  masyarakat.
2. Kebudayan –kebudayaan yang di ciptakan dapat bersisifat positif jika seorang Dai member penjelasan tentang aturan yang sesuai dalam islam.karena salah satu pperan seorang dai adalah memperbaiki ahlak manusia.
3. Dai juga dapat menmanfaatkan kebudayaan sebagai ajang dakwah. missaalnya: pewayangan, ketoprak, derama dll.
C. KESIMPULAN
 Pengertian Sosiologi
Secara bahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan.

Pengertian Dakwah dapat di bagi menjadi dua yaitu:
  Etimologis Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak. Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’I yang berarti pendakwah.

Terminologi Dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.
sedang hubungan dakwah dengan antropologi sangat mmembantu antara satu sama lain sehinga dapat mennjadikan kesempurnaan/ dapat menjadi lebih baik.



[1] . Suryati M.Pd. 2009, Sosiologi (Pengantar Di Perguruan Tinggi), hal 40

[3] .http//20SOSIOLOGI/ac/20_/20TUJUAN/20DAKWAH/20DALAM/20ISLAM.htm

KEBEBASAN MEDIA DI ERA MODEREN


 
ilustrasi kebebasan media
Televisi, Radio, Koran, Internet merupakan media yang ada di masa sekarang, kemampuan menyampaikan informasi dari berbagai media tersebut berbeda-beda, setiap media juga  mempunyai kelebihan dan kekurangannya,
Televisi (TV) merupakan media audio visual yang sanggat di kenal di masyarakat, kemampuan menyampaikan informasi sudah tidak di ragukan lagi, jelas suara dan gambar dalam penyampaian informasi membuat pendengar mudah dalam menagkap informasi yang di sampaikan. Radio media suara, Radio merupakan media yang mampu menjangkau daerah-daerah terpenjil sehingga jarak penyampain informasi sanggat luas dan umumnya lebih murah di banding televisi sehingga masyarakan mememungkinkan mampu untuk membeli.
Koran atau media cetak, siapa yang tidak mengenal media tertua di Dunia ini, Media cetak walaupun sudah terlalu tua namun media ini masih di gemari masyarakat. Internet merupakan media baru yang sangat luarbiasa dalam menyampaikan informasi, kecepatan dalam penyampain informasi sanggat membantu masyarakat namun media Internet hanya kalangan tertentu yang mampu untuk mengaksesnya sehingga dalam persainggan dalam penyampain informasi dari semua media sanggat ketat dan media yang mampu bertahan adalah media yang konsekuwen terhadap tugas.
Persaingan media dalam memyampaikan informasi untuk memdapatkan perhatian masyarakat terkadang memancing pihak media melakukan kesalahan – kesalahan, dalam hal ini khususnya melakukan kesalahan dalam konsep kebebasan Pers. Yang di maksud Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah.
Penyebar luasan informasi merupakan tanggung jawab utama media, semua media di tuntut untuk memyampaikan informasi seaktual dan sejelas mugkin, bukan malah memberikan informasi untuk menjatuhkan orang-orang tertentu, jika hal ini sudah dilakukan maka sudah keluar dari aturan jurnalistik.
Dalam penulisan informasi juga seharusnya mengunakan bahasa yang sopan dan mengandung edukasi bukan malah mengunakan bahasa yang fulgar, profokasi dan lain sebagainya, begitu juga dalam penayangan gambar sebaiknya menayangkan gambar yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia jika berita di sertai gambar dan berita itu mengenai kekerasan, kecelakaan, pembunuhan baiknya di kaburkan agar tidak memberikan rasa takut kepada pembaca atau masyarakat.
Dalam hal ini kebebasan pers saat ini sangat membrihatinkan, bisa kita lihat sehari, baik di televisi, koran maupun majalah, media menyampaian informasi sudah tidak sesuai dengan kode etik lagi namun hal ini juga tidak semua media, banyak yang memberikan gambar yang fulgar bahkan dalam penulisanya juga mengandung kontroversi harusnya hal-hal tersebut tidak di lakukan dan ini juga termasuk pelanggaran kode etik jurnalistik.
Kode etik jurnalistik sangat berperan penting dalam hal ini, kebebasan media itu bukan berarti media bebas melakukan semua hal, tanpa ada batasan, melainkan pemberian informasi kepada masyarakat itu yang tidak boleh membohogi masyarakat, semua itu lebih jelasnya di cantumkan dalam kode etik jurnalistik.
Semua itu ahir-ahir ini sering kita lihat dalam media, seharusnya media mampu untuk bekerja dengan baik bukan malah menyalahgunakan kebebasan media yang diberikan kepada media tersebut, sehingga media di Indonesia lebih bersifat membagun negara dan masyarakat bukan sebaliknya, selain itu keindependenan sangat di tuntut bagi pelaku media dan tidak memandang siapa kita dan punya siapa media kita.

Sedekah Dusun Ala Tanjung Ali


Jejawi, Panas terik matahari menyinari perjalanan kami menuju Desa Tanjung Ali, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). yang tempatnya tidak jauh dari Kota Palembang, Jika di tempuh dengan sepeda motor membutuhkan waktu +- 45 menit.
OKI terdiri dari beberapa kecamatan yang semuanya mempunyai kebudayaan yang bermacam-macam, namun seiring dengan perkembangan zaman untuk saat ini banyak masyarakat mulai melupakan kebudayaan warisan nenek moyang itu. Sedekah dusun misalnya, salah satu kebudayan warisan nenek moyang yang saat ini masih dipertahankan di Desa Tanjung Ali.
Sedekah Dusun merupakan kebudayaan warisan nenek moyang yang diwariskan turun temurun. Di Desa Tanjung Ali Ritual ini diadakan tiap bulan Januarai sebelum turun kesawah atau ladang namun bagusnya diadakan di ahir bulan Desember tepatnya pada hari Jum`at seusai salat jumat. Di temu di sawah miliknya Bapak Sanuri yang merupakan pemimpin Sedekah Dusun Tanjung Ali mengatakan, sedekah dusun ini merupakan warisan turun-temurun dan yang mewarisi ini tidak semua orang bisa karena butuh orang yang sabar,tidak mudah marah, tidak sombong, dan tidak mudah tersinggung untuk menjadi pemimpin sedekah dusun ini.
Berdasarkan cerita masyarakat ritual ini dilakukan guna memanggil ruh  Buyut (Nenek) Darat dan Ulak Parung.  Buyut Darat dan Ulak Parung merupakan penunggu Desa Tanjung Ali, hal serupa juga di tuturkan oleh sanusi, ritual ini diadakan untuk memanggil Buyut Darat dan Ulak Parung mereka adalah penunggu dusun ini sejak dulu, yang melindungi kami dari berbagai macam bahaya dan membantu kami setiap kami mengalami kesusahan, makanya selama saya tinggal di sini tidak pernah terjadi kerusuhan seperti desa-desa lainya.
Jauh bercerita mengenai sedekah dusun kami juga bertanya masalah apa saja bahan-bahan yang di sediakan saat ritual ini dilakukan “ Dalam kegiatan Sedekah dusun ini biasanya terdapat beberapa makanan separti, Kambing, ubi hitam, jagung, kemalung, kamini, jeruk nipis 7 buah, Bubur merah dan putih, ketan hitam, merah dan putuh, nasi gemuk 15 piring, bungga 7 warna, 9 ayam panggang, sobi merah dan putih.” Jawab sanuri dengan bahasa khas tanjung Ali
Semua bahan yang akan digunakan untuk sedekah dusun ini semuanya di ambil dari masyarakat dengan sifat seikhlasnya, setelah itu di masak di tempat pemimpin adat namun pada saat memasak, masakannya tidak boleh di cicipi (rasakan).
Setelah itu Makanan yang sudah di masak di taruh di pincuk (tempat nasi yang terbuat dari daun pisang), dengan jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan tergantung dengan jumlah masyarakat disisni, karena setiap orang mendapat satu pincuk.
Informasi yang kami dapat dari Kepala Desa jumlah penduduk desa Tanjung Ali saat ini mencapai 2140 Orang. dan pada saat upacara adat di gelar semua penduduk ikut serta dan duduk berbaris di sepanjang jalan dan turut berdoa bersama.
Sedekah dusun ini di percayaai mampu membersihkan lingkungna tempat tinggal dari demit(mahluk halus), kekerasan remaja dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Stelah itu makanan dan air yang sudah di kasih mantra (Do`a) bisa dijadikan obat agar selalu sehat dan mendapat berkah dari Tuhan yang maha Esa, juga untuk keselamatan pertanian Desa Tanjung Ali agar dari hama dan hasil yang didapatkan bisa berlipat ganda.
Mengahiri perbincagan kami, di sawah yang di hiyasi tanaman padi nan hijau itu Sanuri berpesan agar mahasiswa mampu turut serta berpartisipasi untuk mempertahankan kebudayaan khususnya yang ada di daerah masing-masing umumnya kebudayaan nasional karena ini sanggat penting bagi anak cucu kita.
Dedek, Iwan

Senin, 15 Juli 2013

KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN

             Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) yang mereka gunakan banyak sekali , diantaranya:
1. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak”. (An Nisa’ : 36).
Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan perintah disini menunjukkan kewajiban, khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah dan meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini. (Al Adaabusy Syar’iyyah 1/434).
2. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”. (QS. Al Isra’: 23).
Adapun makna ( qadhoo ) = Berkata Ibnu Katsir : yakni, mewasiatkan. Berkata Al Qurthubiy : yakni, memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan. Berkata Asy Syaukaniy: “Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan dan beribadah kepada-Nya, ini pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka berdua, sedangkan membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka, maka ini adalah perkara yang tidak bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul Qodiir 3/218).
3. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua “Tiga ayat dalam Al Qur’an yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) : “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu”, Berkata beliau. “Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan sebab itu.” (Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi hal 40).
Berkaitan dengan ini, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassallam bersabda (artinya) :“Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua”  (Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516).
4. Hadits Al Mughirah bin Syu’bah – mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam beliau bersabda (artinya): “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta”.  (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN
1.      Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
2.      Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….”, hingga akhir ayat berikutnya : “Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaf 15-16)
Diriwayatkan oleh ibnu Umar mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Apakah Ibumu masih hidup?”, berkata dia : tidak. Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Kalau bibimu masih ada?”, dia berkata : “Ya” . Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Berbuat baiklah padanya”. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).

3.      Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Celakalah dia, celakalah dia”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga”.(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kamu masih memiliki Ibu?”. Berkata dia : “Ya”. Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya”. (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)
4.      Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaiman hadits yang terdahulu “Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua”.
5.      Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :“Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim”.
6.      Sebagai Penebus Dosa
Imam Tirmidzi dan Ibnu Hibban menyuguhkan sebuah riwayat bersumber dari Abdullah bin Umar: Pada suatu ketika ada seorang lelaki datang menghadap Rasuluilah, seraya berkata: "Ya Rasulallah, aku telah melakukan dosa besar. Adakah taubatku masih bisa diterima?" Rasuluilah balik bertanya:" Adakah ibumu masih hidup?" Dalam riwayat lain diterangkan,bahwa Rasuluilah bertanya: "Adakah kamu masih memiliki kedua orangtua?" Jawabnya: "Tidak, aku sudah tidak memiliki orangtua." Lantas Rasulullah kembali bertanya: "Adakah kamu masih memiliki bibi (saudara perempuan ibu)?" Jawabnya: "Ya, masih." Kemudian Rasuluilah bersabda: "Sebagai tebusannya, berbaktilah kepada bibimu." Dalam pandangan Islam, khalah (bibi) kedudukannya adalah sama dengan ibu
Ibnu Abbas pada suatu ketika bercerita kepada Atha' bin Yasar, bahwa ada seorang lelaki datang menghadap kepadanya. Lelaki itu bertanya: "Ya Ibn Abbas, aku telah melamar seorang wanita jelita. Tetapi dia menolak lamaranku. Pada saat yang lain dia dilamar lelaki lain, dan lamaran itu diterima. Hal tersebut membuat hatiku kalut dan cemburu, sehingga wanita Itu aku bunuh. Ya Ibn Abbas, masihkah terbuka pintu taubat bagiku?" Ibnu Abbas lalu bertanya: "Adakah ibumu masih hidup?" Jawabnya: "Tidak, ibuku sudah meninggal." Selanjutnya Ibnu Abbas berkata: "Bertaubatlah kepada Allah dan bertaqarrublah kepada-Nya dengan semaksimal mungkin."
Dalam kisah di atas ditegaskan, bahwa kemudian Atha' mengajukan pertanyaan kepada Ibnu Abbas: "Mengapa kamu menanyakan apakah ibunya masih hidup atau sudah meninggal?" Jawab Ibnu Abbas: "Aku belum pernah mengetahui suatu amalan pun yang lebih mendekatkan diri kepada Allah selain daripada berbakti kepada ibu." Keterangan ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalara kitab Al-Adahul-Mufrad, dan oleh Imam Baihaqi dalam kitab Syu 'abul-lman.
7.      Menambah Keberkahan Hidup
(HR Imam Ahmad dari Anas bin Malik).  Rasulullah telah menegaskan, bahwa barangsiapa berbakti kepada orangtua, maka dia akan memperoleh kebahagiaan panjang umur yang penuh keberkatan.(HR. Imam Abu Ya'la dan Thabrani bersumber dari Mu'adz bin Jabal)
8.      Merupakan Sebab Barokahnya Rizki