Definisi dan pengertian Lead secara leksikal lead
berarti :
• petunjuk (kamus Inggris - Indonesia)
• sari berita penting ( kamus visual indonesia - inggris, 2003:471)
Dalam dunia jurnalistik lead disebut juga sebagai “teras berita”. lead dalam sebuah tulisan (pemeberitaan) berfungsi mengantar pembaca agar mendapat gambaran umum mengenai sebuah tulisan yang akan dibaca. Perlu diingat bahwa tidak semua berita harus ada leadnya. Dalam surat kabar biasanya lead dipakai untuk berita yang dianggap pentingdan menjadi perhatian publik. Sementara dalam majalah , hampir setiap tulisan memiliki lead. sebuah tulisan dengan panjang minimal satu halaman pantas dibuatkan lead.
Kunci untuk
menulis feature yang baik, salah satunya, terletak pada paragraf pertama
atau lead yang baik pula. Bagi penulis pemula hal ini
tidak terlalu mudah, berkali-kali kita mengetik paragraph pertama dan selalu
merasa itu tidak cukup bermutu. Seorang penulis cenderung mengulang model-model
lead yang tidak kreatif, karenanya juga akan gagal dalam menarik minat pembaca.
Padahal lead berfungsi untuk menarik minat pembaca dan membuat alur
cerita menjadi lancar.
Berikut ini
saya sarikan beberapa model lead yang saya ambilkan dari buku : Misalkan Anda
Seorang….(Terjemahan dari Feature Writing for Newspaper ~ Daniel R.
Williamson).
Lead model
ini banyak dipakai dalam penulisan straight news, yaitu menuliskan inti
sari cerita / peristiwa. Lead ini bisa saja menarik jika penulis mempunyai
persoalan yang kuat untuk diceritakan. Model ini cenderung gampang ditulis,
sehingga bila penulis kehabisan kretivitas atau dikejar deadline mereka
cenderung memilih model ini. Contoh
1)Membuat
mobil kotak sabun tidak mudah bagi Dedi, 11, yang lumpuh selama lima tahun.
2) Didikan
agama dan hobinya berjudi semasa muda merupakan kombinasi yang membuat Polisi
Ahmad Husen jadi musuh paling berbahaya bagi para penjudi di Palembang.
Model ini
banyak disukai oleh para penulis fiksi (novel, cerita pendek). Penulis berusaha
menarik minat pembaca melibatkan emosi pembaca ke dalamnya. Tekniknya adalah
menciptakan suatu suasana dan membiarkan pembaca mengidentikkan diri dengan
tokoh utama. Hasilnya seperti sebuah film yang baik. Apakah anda pernah merasa
haus ketika menyaksikan tokoh dalam sebuah film sedang kehausan di tengah
padang pasir ? Apakah anda gemetar ketakutan ketika menyaksikan film horor ?
Lead ini cocok untuk feature petualangan. Contoh :
1) Batu-batu
besar menengadah mengancam sekitar 60 meter di bawah, ketika Kuswoyo berjuntai
di ujung tambang, pada lereng curam, sementara angin kencang berdesir di
sebelah utara puncak Pangrango.
2) Petugas
polisi Woworuntu melihat dengan gemetar ke arah laras senjata lawan, kemudian
meloncat ke samping secepat loncatan kucing, sambil mendepak senjata itu dan ia
menembakkan revolvernya.
Keuntungan
lead ini adalah bisa menggaet pembaca lebih efektif daripada lead model lain.
Tetapi kerugiannya tidak banyak peristiwa yang bisa dibuat dengan lead model
ini, kalau dipaksakan juga malah akan menjadi norak dan merusakkan bangunan
“cerita”.
Lead ini
berusaha menggambarkan tokoh atau tempat kejadian dalam pikiran pembaca. Kalau
lead naratif meletakkan pembaca di dalam cerita maka lead deskriptif meletakkan
pembaca beberapa meter di depan sebuah tempat atau peristiwa dan berfungsi
sebagai orang yang menonton, mendengar atau mencium baunya. Kunci lead model
ini adalah penggunaan kata sifat (adjektif) yang tepat. Contoh:
1) Mata
yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah
menembus tempat persembunyian kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
2) Bentakan
tentara dan nyanyian sedih budak-budak seolah-olah bergantungan di udara di
sekeliling rumah berusia 130 tahun itu. Di sekitarnya, rerumputan tegak
setinggi lutut.
3) Hakim
Subyakto dengan senyum mengejek, melongok lewat jendelanya untuk melihat wajah
seorang pengacara muda yang dengan susah payah berusaha mencari sela-sela hukum
untuk menyelamatkan kliennya.
Kutipan yang
dalam dan ringkas bisa menarik, terutama bila berasal dari ucapan orang
terkenal. Perlu diingat bahwa kutipan ini tidak boleh hanya menjadi sekedar
tempelan tetapi harus menyiapkan pentas bagi babak selanjutnya bagi tulisan
kita, sehingga kutipannya pun harus memusatkan diri pada sifat cerita itu.
Contoh : “Rakyat banyak sobat, adalah seekor binatang buas yang menakjubkan,
kata H.L. Mencken.
Mencken
adalah seorang yang sinis dan dengan kutipan itu orang akan tergaet membaca dan
mengetahui watak orang itu. Kerugian lead model ini adalah bahwa kutipan bisa
keluar dari konteks cerita.
Lead ini
sering dipakai leh reporter bila mereka tak dapat menemukan lead lain yang
imajinatif. Lead ini cenderung gampang ditulis tetapi jarang membuahkan hasil
terbaik. Tetapi ada juga jenis feature yang cocok memakai jenis lead ini, bila
materinya memang wajar bila diberi lead pertanyaan. Contoh : Adakah satu
cara mengalahkan Balaikota ?
Ciri lead
ini adalah memakai kata “anda” yang disisipkan pada paragraph pertama. Lead
model ini bisa saja mencekam karena pembaca merasa ditantang dan rasa ingin
tahunya telah terusik. Misalnya : Anda kira anda warga yang taat pada hukum.
Mungkin. Tapi anda melanggar hukum beberapa kali. Lead model ini bisa berbahaya
karena bila tidak tepat akan terkesan sebagai sok dan amatiran, misal : Tahukan
anda bahwa ikan gurami bukan dari air daerah Sulawesi Selatan yang termasyhur
oleh makanan ikannya itu ?
Lead ini
menggoda pembaca dengan cara bergurau. Biasanya pendek dan ringan, misalnya
dengan teka-teki. Ia memiliki 200 kaki, 1000 jari kaki, 100 hidung, dan beberapa
terompet. Penulis akan menceritakan barisan drum band yang sedang berjalan
dan bukan mengenai serangga aneh. Cara lain. Potongan kata-kata bisa disodorkan
kepada pembaca supaya terpancing, contoh : Wanita itu bilang, “Ogah, ah,”
tapi toh mau juga. Pembaca bisa menafsir macam-macam. Tapi ternyata pada
alinea kedua, diceritakan apa yang sebenarnya terjadi :
Selama 10
tahun, Dona Mae Fowler, 71, menolak lamaran Charles Farley, 77 tahun. Kemarin
dia masih menyatakan “ogah” tapi Farley hanya mematikan alat pendengarannya
sendiri dan pergi ke pengadilan. Nona Fowler masih mengatakan “ogah”
sekali lagi ketika masuk, tapi di tengah upacara itu berlangsung, ia mengubah
pendapatnya. Ia keluar sebagai Nyonya Charles Farley. “Ia maunya bertengkar
melulu, “ kata Farley bergumam.
Hijaulah
sayuran /Putihlah susu /Naiklah harga makanan/Ke langit biru.
Bisa saja
mencoba jenis lead ini karena terasa lincah, khas, imanjinatif dan informatif
meski terasa ekstrem dan bertingkah. Kalau tidak pandai mengolahnya bisa
terlihat seperti sekedar memainkan kata-kata sehingga hasilnya malah
menyebalkan.
Lead kutipan
bisa digabungkan dengan lead deskriptif misalnya: “Saya tidak pernah mencuri
uang rakyat sesen pun, “ kata Walikota Nyoman Sugriwa sambil menghapus air mata
dan menyeka keringat di keningnya.
- Tulislah ringkas. Obral kata-kata yang tidak perlu hanya akan mengurangi efektivitasnya.
- Tulis alinea secara ringkas. Jangan lebih dari 4 baris (bukan kalimat), Alinea yang pendek, kata-kata yang “berjiwa” akan lebih menarik pembaca.
- Gunakan kata-kata aktif. Kata-kata akan mempunyai “nyawa” dan “tenaga” bila pembaca merasakan sebuah “gerakan”. Ini didapat bila kita menggunakan kata-kata kerja (verba) yang ringkas dan hidup ( misal : meradang, menohok, mendera, melesat). Kata-kata sifat bisa memberi kontribusi untuk “mempercantik” (missal: ramping, ringsek, sintal, gempal).
- Gaet pembaca pada beberapa kata pertama. Bila anda gagal mengaet pembaca pada beberapa kata pertama, maka anda akan kehilangan pembaca. Lihat ini: “Beberapa minggu yang lalu……” atau “Dalam rangka……” Pembaca akan bersusah payah mengetahui maksud anda dan pasti segera beralih dari ke tulisan yang lain, sekalipun misalnya cerita anda sesungguhnya amat bagus.
Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar