PERKEMBANGAN
DAKWAH DI DESA MUARA BARU
Laporan Individu
Disusun Sebagai Syarat Dalam
Penilaian Kuliah Kerja Nyata
Yang Dilaksanakan Di Desa Muara Baru
Kecamatan Kayu Agung Kabupaten OKI.
Oleh:
Iwan Rosadi
( 09 51 1007 )
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURNALISTIK
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH
PALEMBANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH
PENGESAHAN
Setelah membaca dan meneliti laporan individu kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Muara Baru angkatan ke-61 tahun 2013 yang
disusun oleh:
Nama Mahasiswa :
Iwan Rosadi
NIM :
09 51 1007
Kelompok :
20 (Dua Puluh)
Desa :
Muara Baru
Kecamatan : Kayu Agung
Kabupaten :
Ogan Komering Ilir
Sesuai dengan data dan informasi di lapangan, maka laporan
yang berjudul “PERKEMBANGAN DAKWAH DI DESA MUARA
BARU ”
ini dapat disahkan.
Palembang,
18 Maret
2013
DPL KKN Kepala
Desa
Kelompok
20 Muara
Baru
Komarudin, S.Ag Sarkowi,
S.Ag
Nama Mahasiswa : Hamid KHasani
NIM : 09 14
0008
Kelompok/peorangan : 20 (Dua Puluh)
Desa :
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Halaman
Pengesahan........................................................................................................ 1
Daftar
Isi 2
Kata
Pengantar 3
BAB.
I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 4
BAB.
II GAMABARAN WILAYAH............................................................................. 5
2.1 Asal-Usul Nama Desa Muara Baru............................................................................... 5
2.2 Gambaran Umum Desa Muara Baru............................................................................. 5
2.3 Agama Penduduk.......................................................................................................... 6
BAB.
III DAKWAH.......................................................................................................... 6
3.1 Pengertian Dakwah....................................................................................................... 6
3.2 Perkembangan Dakwah di Desa
Muara Baru................................................................ 7
BAB. IV PENUTUP......................................................................................................... 10
5.1. Kesimpulan 10
5.2. Saran ....................................................................................................... .............
10
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan rahmat Allah Subhanahuata’allah kita masih diberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terlaksana kegiatan KKN yang menjadi bagian mata
kuliah dan kewajiban bagi mahasiswa pada semester enam, rasa Syukur pada Allah
SWA atas nikmat dan lindunganya saya
dapat beraktivitas ditempatkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam keadaan sehat
walafiat jasmani maupun rohani.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Sallallahu‘alaihi wasallam, nabi yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menjadi yaman ilmu pengetahuan.
Alhamdulillah dengan bantuan bimbingan Dosen DPL bapak
Komarudin sehingga dapat melaksanakan mata kuliah ini dengan lancar sehingga
laporan ini bisa terselesaikan dengan apa yang saya harapkan.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi seluruh kalangan,
mahasiswa, dosen dan masyarakat Desa Muara Baru, sehingga penyusunan laporan
ini tidak sia-sai.
Penyusun
Iwan Rosadi
NIM:
09 51 1007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam sebagai
agama dakwah mewajibkan setiap pemeluknya untuk berdakwah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Lebih jelasnya setiap anak Adam yang beragama Islam
tak terkecuali, sesungguhnya adalah juru dakwah yang mengemban tugas untuk
menjadi teladan moral di tengah masyarakat yang kompleks dengan
persoalan-persoalan kehidupan. Tugas dakwah yang demikian berat dan luhur itu
mencakup pada dua aspek yaitu amar makruf
dan nahi munkar (mengajak pada
kebaikan dan mencegah dari kemunkaran).
Sejak awal dakwah merupakan sebuah
risalah universal, dakwah kepada manusia secara keseluruhan, dan sebagai rahmat
bagi setiap hamba Allah, Arab maupun non Arab, setiap negeri Allah, Barat
maupun Timur dan semua warna kulit. Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat yang
menyatakan kejelasan universalitas dakwah :
Artinya :“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
Artinya: “
Mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam
menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan
untuk seluruh ummat”. (Al-An’am: 90)
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya
Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,
nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Al-A’raf: 158)
Umat
Islam ditugaskan untuk mengemban risalah universal ini kepada seluruh dunia,
maka tidak boleh baginya untuk memonopoli kebaikan dan cahaya bagi dirinya
sendiri, melainkan setelah mendapatkan petunjuk dengan cahaya Allah maka ia
harus menunjuki orang lain kepadanya, dan setelah ia menjadi baik dengan iman
dan amal shalih maka ia harus memperbaiki umat-umat yang lain dan menyeru
mereka kepada kebaikan yang dengannya Allah telah memuliakannya.
Dakwah
keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk,
cara, dan penekanan. Dahulu, pemaparan ajaran agama dititikberatkan pada usaha
mengaitkan ajaran-ajaran-Nya dengan alam metafisika, sehingga surga, neraka,
nilai pahala, dan beratnya siksaan mewarnai setiap ajakan keagamaan.
Penyampaian
ajaran tersebut dapat berupa perintah untuk melakukan kebaikan dan mencegah
dari perbuatan yang dibenci oleh Allah dan rasul-Nya (amar makruf nahi al-munkar).
BAB II
GAMBARAN
WILAYAH
2.1
Asal Usul Nama Desa Muara Baru
Mura baru, desa ini mempunyai sejarah penamaan yang unik dan
harus di ketahui bagi orang yang pernah tinggal di desa ini, di gali dari
pemuka adat Ustazd Jeni Ismi desa ini di beri nama muara baru karena, pada
zaman dulu terdapat sebuah pohon yahng di sebut pohon baru. Pohon baru
merupakan pohon yang daunya lebar yang daunya mirip dengan daun pohon jati, namun
sekarang ini pohon itu sudah tidak ada lagi setelah itu letak pohon tersebut di
pinggir sungai yang sering di sebut muara, maka di namakan desa muara baru.
2.2
Gambaran Umum Desa Muara Baru
Muara baru
merupakan sebuah desa yang berada di pingir kota Kayu Agung, kurang lebih 1 km
dari taman kota segitiga mas, desa ini
merupakan desa terkaya di kabupaten Ogan komering ilir (OKI). mata mencarian /
penghasilan masyarakat Muara Baru yaitu Berdagang, Petani dan Perkebunan manun pedagang lebih mendominasi pekerjaan di desa muara baru baik bedangan di
muara baru maupun di luara muara baru, cikal bakal perdagangan memang sudah
diajarkan dari nenek moyang.
Dengan
banyaknya penduduk yang berdagang di luar desa bahkan kota, sehingga desa ini
nampak sepi. Bahkan jarang di temui remaja-remaja yang duduk santai di teras
rumah saat sore hari saat sudah tidak melanjutkan sekolah remaja sini langsung
berdagang.
Di Desa muara baru terdapat dua pondok
pesantren yang sampai saat ini masih eksis mengumandangkan siar-siar islam,
pondok pesantren Darul Mutaqin dan Usmani merupakan dua tempet belajar yang
menjadi benteng pertahanan keagamaan di kabupaten OKI, selain itu juga terdapat
Madrasah Iptidaiyah, madrasah Stanawiyah dan madrasah aliyah pondik pesantren
darul mutaqin merupakan pondok yang di bangun pertama kali di kabupaten Ogan
Komering Ilir.
2.3
Agama penduduk
Penduduk
muara baru seluruhnya memeluk Agama Islam, walaupun masih banyak masyarakat
yang sepenuhnya menjalankan ajaran islam.
BAB
III
DAKWAH
3.1
Pengertian Dakwah
Sebelum menguraikan lebih lanjut tentang perkembangan dakwah
di Muara Baru, kiranya perlu sekali untuk mengetahui pengertian dakwah, baik
secara etimologis maupun secara terminologis untuk membedakan mana yang di
maksud dengan dakwah itu sendiri. Selain itu juga akan penulis uraikan mengenai
kata-kata dalam al-Qur’an yang pengertiannya sama dengan dakwah. Kata dakwah
berasal dari bahasa arab, dalam bentuk masdar dari lapadz ((دَعَا – يَدْعُوْ – دَعْوَةُ yang
artinya ajakan, seruan, panggilan dan undangan.
Untuk memberi pengertian dakwah secara terminologis, ada
beberapa pendapat para ahli diantaranya:
Menurut Syamsuri Siddiq
Dakwah adalah segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana
dalam ujud sikap, ucap dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan, baik
langsung atau tidak langsung di-tujukan kepada orang perorangan, masyarakat,
maupun golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran Islam
untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari hari.
Syeh Ali Mahpudz memberikan pengertian dakwah sebagai
berikut Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menuruti petunjuk,
menyuruh mereka untuk berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan
mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Thoha Yahya Omar memberikan pengertian dakwah menurut Islam
ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
akhirat.
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan,
bahwa pengertian dakwah secara terminologis adalah: segenap usaha manusia
muslim yang dilakukan dengan sengaja dan berencana, baik melalui lisan, tulisan
dan tulisan untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi yang lebih baik untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3.2 Perkembangan
Dakwah di Muara Baru
Perkembangan Dakwah di Desa Muara Baru pada dasarnya ada
sejak dulu, namun kegiatan dakwah mulai diperhatikan sejak kembalinya KH.Daud
Denin. KH. Daud Benin B.A merupakan salah satu orang yang berpengaruh di Desa
Muara pada sektor keagamaan, KH. Daud Denin B.A yang belajar di pondok
pesantren Jombang Jawa Tengah, setelah kembali beliau mengamalkan ilmu yang
telah didapatnya di kampung di mana belaiu dilahirkan yaitu Desa Muara Baru.
Dengan dakwah bil lisan (Ucapan) ustadz Daut mulai
mengumandangkan syiar-syiar islam di Desa Muara Baru, melalui pengajian yang
dibentuknya yaitu pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu dakwah yang dilakukan
berkembang pesat, sentral dakwah yang digunakan berbasis masjid saat itu masjid
yang digunakan untuk mensyiarkan agama islam yaitu masjid Taqwa Desa Muara Baru
yang saat ini masih berdiri kokoh.
Untuk melanjudkan misi dakwahnya Ustad Daut membangun Pondok
Pesantren di Desa Muara Baru pada Tahun 1992an pondok pesantren yang dibangunya
di beri nama Pondok Pesantren Darul Mutaqin, sebelum kedatangan ustadz Daut
kondisi desa mura baru kususnya dalam bigang keagamaan masih lemah, kerusuhan
masih sering terjadi, judi mabuk-mabuan dan kriminal sering terjadi.
Pendirian pondok dan banyaknya santri yang belajar membuat
sabagian masyarakat yang kurang senang memusuhinya namun seiring berjalanya
waktu akhirnya masyarakat pun sadar akan pentingnya pendidikan agama, hai itu
terbukti dengan banyaknya masyarakat yang mewakafkan tanahnya untuk di bangun
pondok pesantren.
Pondok pesantren Darul Mutaqin merupakan pondok tertua dari
empat puluh lima pondok pesantren yang ada di Ogan Komering Ilir dan yang
sampai saat ini masih aktif untuk mendidik para santri untuk belajar agama.
Setelah berhasil mendirikan pondok dan dengan banyaknya
santri yang belajar di pondok Darul Mutaqin maka beliau juga mendirikan masjid
di dalam arial pondok untuk memberikan fasilitas ibadah untuk para santrinya
dan juga dijadikan tempat belajar para santri. Masjid ini di beri nama Masjid
Darul Mutaqin.
Tidak hanya itu di lingkuangan pondik juga didirikan PAUT,
Madrasan Ibtidaiyah, Madrasah Sanawiyah dan madrasah Aliah sebagai tempat
belajar formal bagi santri pondok darul mutaqin dan juga untuk umum.
Keberhasilan dakwahnya sangat terasa di Desa Muara Baru,
dengan banyaknya jamaah yang melakukan Sholat berjamaah di Masjid Taqwa pada
saat beliau memimpin masjid tersebut, Selain bidang keagamaan yang di bangun
KH.Daud Denin juga mampu memajukan sektor pemerintahan Desa Muara Baru. Daud
Beni pernah menjabat sebagai kepala Desa Muara Baru yang berhasil membuat
perkembangan sangat pesat di desa pingir kota ini, ibu Nila mengatakan desa ini
mengalami keberhasilan saat di pimpin oleh Pak Daud, bahkan masyarakat
mendukungnya selam dua priode.
Selain sebagai ketua yayasan saat ini KH.Daud Denin, di
pilih sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia di daerah Ogan Komering Ilir untuk
ke dua kalinya.
Selain KH.Daud Denin, Ustad Jeni Ismi juga merupakan
generasi dakwah di Desa Muara Baru, Jeni Ismi merupakan salah satu Santri yang belajar si pondok pesantren Darul
Mutaqin asuhan KH.Daud Denin, saat ini Ustadz Jeni ikut berjuang
mengumandangkan syiar-syiar islam bahkan bukan saja di Desa Muara Baru bahkan
di desa-desa tetangga misalnya, Desa Banding Anyar, Dusun Anyar, Padan Arang
dll.
Selain dakwah melalui ceramah Jeni Ismi juga mendirikan
tempat belajar Al-Quran yang sering di sebut TPA di rumahnya, kurang lebih dua
puluh lima santri yang belajar di TPAnya, selain pencramah dan guru TPA, ustadz
Jeni juga membantu mengajar di pondok, MA, MTS Darul Mutaqin. Sedangkan di desa
beliau di percaya sebagain ketua adat.
Selain Jeni Ismi juga ada Ustadz Meri, Ustadz Meri adalah
rekan seperjuangan Jemi Ismi, beliau juga santri lulusan Pondok Pesantren Darul
mutaqin, namun setelah selesai di pondok darul mutaqin bilau melanjutkan ke
pondok pesantren di dareh jawa yakni Pondok Pesantren Tebu Ireng, setelah
selesai beliau kembali ke kampung halaman untuk mengamalkan ilmu yang telah
didapatnya.
Tak jauh beda dengan gurunya Ustad Meri al Hafis juga
berhasil mendirikan pondok pesantren di Desa Muara Baru yang di beri nama Mahat
Usmani, namun pondok pesantren ini khusus untuk mendalami Al-Quran, pondok
pesantren Mahad Usmani didirikan di daerah Vila Kuda Mas tak begitu jauh dari
Pondok Pesantren Darul Mutaqin.
Dua pondok pesanten di desa muara baru inilah yang membuat
masyarakat muara baru berubah seratus delapan puluh derajat heingga saat ini
keberhasilan dakwah KH.Daud Denin dan
santri-santrinya sanggat terasa, untuk saat ini banyak masyarakat desa muara
baru yang berangkat untuk melaksanakan ibadah Haji bahkan setiap tahun lebih
dari sepuluh orang berangkat haji, baik yang sudah pernah naik haji maupun yang
belum dan tak sedikit juga yang melakukan ibadah Umroh.
Namun untuk saat ini dakwah di desa muara baru mulai melemah
hal ini dapat di lihat dari sedikitnya masyarakat yang sholat berjamaah di
masjid Taqwa tidak seperti pada saat KH. Daut masih memimpin saat itu, dari
beberapa informasi yang di terima ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal
ini, yaitu adanya masalah insteren di dalam pengurus masjid.
Masalah yang mencolok yaitu tentang adanya berbedaan Arah
Kiblat antara jamaah masjid Taqwa, hal ini yang menyebabkan kurangnya
masyarakat untuk melakukan sholat jamaah di masjid Taqwa, walaupun hal ini
sudah banyak di jelaskan oleh tokoh agama seperti, KH. Daud Denin, BA, H.
Nasir, Ustad Jeni dll. Namun hal ini masih saja di permasalahkan, dan ini
sebagai hal yang harus cepat di tanggani agar jamaah masjid Taqwa kembali lagi
sholat berjamaah di masjid Taqwa. Ini tantangan dakwah baru yang ada di desa
muara baru.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dakwah merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap insan,
dakwah di desa Muara Baru baru berkisar pada dakwah Bil- Lisan dan bil Hal
(Perbuatan) sedangkan untuk dakwah bil Qolam belum ada yang melaksanakan.
4.2 Saran
Dakwah bil-qolam
merupakan salah satu bentuk dakwah yang seharusnya di kembangkan di desa muara
baru, karena model dakwah ini sangat baik karena bisa di baca secara
berulang-ualang, dan memiliki jangkaun yang luas.
Dengan ini besar harapan penulis agar pengurus Masjid Desa Muara Baru mampu
menerbitkan buletin Jum`ah untuk mewujudkan dakwah bil Qolam, sehingga masyarakat bisa menikmati dakwah dengan mudah
dan santai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar