Pendahuluan.
Perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi atau yang sering di sebut dengan IPTEK, sanggat mempengaruhi
perkembangan masyarakat, bagi masyarakat yang tidak mampu mengimbanginya maka
akan semakin tertingal, upaya untuk meninggkatkan pendidikan selalu di upayakan
pemerintah. Pembagunan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan slalu di
upayakan dengan tujuan agar tercipta masyarakat yang mandiri dan mampu
bersaing, dalam hal ini ilmu sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan dan
masyarakat adalah sebagai tenaga pembangunan, dan dampak pembangunan.
Sosiologi
pembangunan berkembang pesat sejak awal 1960-an. Sosiologi pembangunan sangat
dipengaruhi oleh pokok-pokok pikiran para ahli sosiologi klasik seperti Marx
Weber dan Durkheim. Sosiologi pembangunan juga membawa dampak pada lahirnya
dimensi-dimensi baru dalam konsep pembangunan. Menurut Soerjono
Soekanto, pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dan berguna untuk kehidupan
sehari-hari, misalnya untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada
tahapan perencanaan, pencaharian, penerapan dan penilaian proses pembangunan.
Pada tahap perencanaan hasil penelitian sosiologi dapat
digunakan sebagai bahan pada tahap evaluasi. Pada tahap penerapan, perlu
diadakan identifikasi terhadap kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Dengan mengetahui kekuatan sosial tersebut dapat diketahui unsur-unsur yang
dapat melancarkan pembangunan dan yang menghalangi pembangunan.
Dalam berinteraksi dan mengajak
masyarakat sanggat dibutuhkan metode yang sanggat tepay agar pembangunan
tersebut berjalan sesuai yang di rencanakan, maka dari itu Ilmu dakwah sanggat
di butuhkan karena di dalam ilmu dakwah di pelajari bagaimana kita mengajak dan
mempengaruhi Mad`u. Maka dari itu di dalam makalah ini akan membahas Apa
hubungan sosiologi pembangunan dengan ilmu dakwah sehingga kita bisa mengetahui
hubungan tersebut.
Rumusan
masalah
- Apa yang di maksud dengan ilmu dakwah?
- Apa yang di maksud dengan sosiologi?
- Apa yang di maksud pembangunan?
- Apa yang di maksud dengan sosiologi
pembangunan?
- Apa hubungan sosiologi pembangunan dengan
ilmu dakwah?
A. Pembahasan
- Ilmu
dakwah.
Ilmu dakwah adalah pengetahuan yang
berasal dari allah yang di kembangkan umat islam dalam susunan yang sestematis
dan terorganisir mengenai bagaimana melaksanakan kuwajiban dakwah dengan tujuan
beriktiar mewujudkan kuirulumah.[1]
Pengertian ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari
proses penyampaian ajaran Islam kepada umat. Ilmu pengetahuan yang
berisi cara-cara dan tuntunan tentang bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, melaksanakan,ideologi, pendapat, pekerjaan tertentu
(Toha Yahya Oemar).
Dengan kata lain ilmu dakwah memiliki
aspek kajian khusus yang terdiri dari:
a) Kajian masalah yang berkaitan dengan kegiatan
tablik islam atau penyiaran yang menerangkan islam atau komunikasi yang
menyiarkan islam.
b) Kajian masalah yang berkaitan dengan pengembangan
masyarakat islam.
c) Kajian masalah yang berkaitan dengan manajemen
dakwah islam di dalam suatu masyarakat.[2]
Jadi bisa di simpulkan bahwasanya
dalam objek kajianya terdapat komunikasi, membangun masyarakay dan menkaji
suatu masalah yang ada di dalam masyarakat.
b. Definisi sosiologi
a)
Berdasarkan etimologi (kebahasaan/asal
kata)
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious,
yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”,
”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan.
Soerjono sukamto sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola umum kehidupan masyarakat.[3]
Pitirim A. Sorokin menyatakan
bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a. Hubungan dan pengaruh timbal-balik
antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama,
keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik,
dan sebagainya.
b. Hubungan dan pengaruh timbal-balik
antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap
watak manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya,
dan
c.
Ciri-Ciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi
menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan
antar-manusia yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam
masyarakat disebut hubungan sosial.
Struktur sosial merupakan jalinan atau konfigurasi
unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti:
a) Kelompok-kelompok social.
b) Kelas-kelas social.
c) Kekuasaan dan wewenang.
d) Lembaga-lembaga sosial maupun nilai
dan norma sosial.
Proses sosial
merupakan hubungan timbal-balik di antara unsur-unsur atau bidang-bidang
kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga masyarakat dan
kelompok-kelompok. Sedangkan perubahan sosial meliputi perubahan-perubahan yang
terjadi pada struktur sosial dan proses-proses social.
c. Pembangunan.
Pembangunan adalah
sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana. Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan
(Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial
berencan, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam
kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan san
bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya
(Bintiro Tjokroamidjojo).
Pembangunan dapat
diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang
lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai
aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004)
Pembangunan juga dapat di artikan
perubahan yang verguna menujusuatu sestem sosial dan ekonomi yang di putuskan
sebagai kehendak sari suatu bangsa.[4]
Teori Dependensi.
Dua teori ini saling bertolak belakang dan merupakan sebuah pertarungan
paradigma hingga saat ini. Teori modernisasi merupakan hasil dari keberhasilan
Amerika Serikat dalam membawa pembangunan ekonomi di negara-negara eropa.
Sedangkan kegagalan pembangunan di Afrika, Amerika Latin dan Asia menjadi awal
lahirnya teori dependensi.
Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu
teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan budaya. Teori pendekatan
psikologis menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang gagal pada negara
berkembang disebabkan oleh mentalitas masyarakatnya. Menurut teori ini,
keberhasilan pambangunan mensyaratkan adanya perubahan sikap mental penduduk
negara berkembang. Sedangkan teori pendekatan kebudayaan lebih melihat
kegagalan pembangunan pada negara berkembang disebabkan oleh ketidaksiapan tata
nilai yang ada dalam masyarakatnya. Secara garis besar teori modernisasi
merupakan perpaduan antara sosiologi, psikologi dan ekonomi. Teori dasar yang
menjadi landasan teori modernisasi adalah ide Durkheim dan Weber.
Kritik terhadap teori
modernisasi lahir seiring dengan kegagalan pembangunan di negara dunia ketiga
dan berkembang menjadi sebuah teori baru yaitu teori dependensi. Frank (1984)
mencoba mengembangkan teori dependensi dan mengemukakan pendapat bahwa
keterbelakangan pada negara dunia ketiga justru disebabkan oleh kontak dengan
negara maju. Teori dependensi menjadi sebuah perlawanan terhadap teori
modernisasi yang menyatakan untuk mencapai tahap kemajuan, sebuah negara
berkembang harus meniru teknologi dan budaya negara maju. Frank memberikan
kritiknya terhadap pendekatan-pendekatan yang menjadi rujukan teori
modernisasi, antara lain pendekatan indeks tipe ideal, pendekatan difusionis
dan pendekatan psikologis.
Teori
dependensi bertitik tolak dari pemikiran Marx tentang kapitalisme dan konflik
kelas. Marx mengungkapkan kegagalan kapitalisme dalam membawa kesejahteraan
bagi masyarakat namun sebaliknya membawa kesengsaraan. Penyebab kegagalan
kapitalisme adalah penguasaan akses terhadap sumberdaya dan faktor produksi
menyebabkan eksploitas terhadap kaum buruh yang tidak memiliki akses.
Eksploitasi ini harus dihentikan melalui proses kesadaran kelas dan perjuangan
merebut akses sumberdaya dan faktor produksi untuk menuju tatanan masyarakat
tanpa kelas.
d. Apa yang di maksud dengan
sosiologi pembangunan?
Sosiologi pembangunan
berkembang pesat sejak awal 1960-an. Sebagai bagian dari ilmu sosiologi,
sosiologi pembangunan sangat dipengaruhi oleh pokok-pokok pikiran ahli sosiologi
klasik seperti Marx, Weber dan Durkheim. Perkembangan sosiologi pembangunan
semakin pesat seiring dengan gagalnya program pembangunan yang disponsori oleh
Amerika Serikat pada negara-negara dunia ketiga. Kegagalan pembangunan dunia
ketiga tersebut memicu sebuah tanda tanya besar bagi peneliti sosial untuk
mengungkap faktor-faktor penyebabnya. Kelima penulis walaupun menggunakan teori
yang berbeda memiliki satu kesepahaman tentang kegagalan pembangunan pada
negara dunia ketiga.[5]
Sosiologi pembangunan membawa dampak pada lahirnya
dimensi-dimensi baru dalam konsep pembangunan. Menurut Webster, terdapat lima
dimensi yang perlu diungkap antara lain :
1. Posisi
Negara miskin dalam hubungan sosial dan ekonominya dengan negar-negara lain.
2. Ciri
khas atau karakter dari suatu masyarakat yang mempengaruhi pembangunan.
3. Hubungan
antara proses budaya dan ekonomi yang mempengaruhi pembangunan.
4. Aspek
sejarah dalam proses pembangunan atau perubahan social yang terjadi.
5. Penerapan
berbagai teori perubahan sosial yang mempengaruhi kebijakan pembangunan
nasional pada negara-negara berkembang.[6]
Pada masa sekarang ini , konsep pembangunan sudah
merupakan suatu ideologi yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya
mengejar pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
pembangunan sangat berhubungan dengan soiologi pembangunan. Dalam suatu proses
pembangunan perlu adanya kemauan keras serta kemampuan untuk memanfaatkan
potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat untuk keperluan pembangunan.
Berbagai perencanaan perlu disusun dan digelar dalam rangka menghimpun kekuatan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha mencapai tingkat kesejahteraan
lebih tinggi.
Selain itu
sosiologi pembanguan juga menimbulkan hubungan interaksi pada masyarakat.
Interaksi tersebut menimbulkan adanya gotong royong. Aktivitas gotong royong
dalam berbagai dimensi memberikan implikasi semangat dan value untuk saling
memberikan jaminan atas hak dan kelangsungan hidup antar sesama warga
masyarakat yang masih melekat cukup kuat.
Dalam setiap pembangunan terdapat berbagai tahapan. Dalam sosiologi
pembangunan terdapat beberapa tahapan antara lain :
- Perencanan
Pada tahap ini faktor yang harus diperhatikan adalah apa
yang menjadi kebutuhan sosial.
Seperti :
-
Pusat perhatian sosial
-
Stratifikasi sosial
-
Pusat kekuasaan
-
Sistem dan saluran komunikasi
sosial
- Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan yang harus dilihat adalah
kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses perubahannya.
- Evaluasi
Dalam tahap evaluasi yang harus dilakukan adalah
analisis atau penilaian terhadap dampak sosial dari pembangunan tersebut.
Dalam setiap pembangunan dilakukan prosedur yang
sedemikian rupa agar setiap pembangunan berjalan sesuai dengan perkembangan
sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
e. Hubungan sosiologi pembangunan dengan ilmu dakwah.
Jika dilihat secara sekilas maka dari
kedua disiplin ilmu di atas tidak ada hubunganya sama sekali, sosiologi
pembangunan adalah cara menggerakkan masyarakat untuk
mendukung pembangunan dan masyarakat adalah sebagai tenaga pembangunan, dan
dampak pembangunan. Sedangkan ilmu
dakwah Ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntunan tentang bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut,
melaksanakan,ideologi, pendapat, pekerjaan tertentu.
Namun jika di telusuri secara mendalam terdapat hubungan yang sanggat
urgen karena untuk menciptakan pembangunan di dalam suatu masyarakat akan lebih
berhasil atau mendapatkan hasil seperti yang kita ingginkan jika kita bisa
mengajak, mempengaruhi suatu masyarakat tersebut, maka dari itu hal-hal seperti
itu selain di pelajari di dalam ilmu sosiologi juga di pelajari di dalam ilmu
dakwah, tentang bagai mana cara mengajak dengan baik menanamkan penggaruh dll,
apa lagi jika pembangunan tersebut lebih ke arah pencerdasan masyarakat, itu
lebih bisa di pastikan pembangunan akan berhasil.
Sedangkan jika
dilihat dari aspek
subyek dan obyek dakwah yang terikat dalam hubungan kemasyarakatan, maka dalam
hal ini ilmu dakwah akan berpapasan dengan ilmu sosiologi yang memiliki wilayah
garapan kehidupan manusia yang terikat dalam satu kesatuan yang stabil dan
teratur melalui bingkai kemasyarakatan.
- Jika sosiologi pembangunan dimaknai sebagai ilmu yang
mempelajari mengenai kehidupan yang sifatnya membangun bersama dalam masyarakat , maka dalam hal
ranah ilmu dakwah yang mempelajari aturan-aturan cara bagaimana
seharusnya membangun masyarakat dengan ilmu-ilmu agama.
- Jika sosiologi pembangunan dimaknai sebagai ilmu yang
menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia berikut permasalahan yang
mengitarinya , maka dalam hal ini, ranah ilmu dakwah yang membahas masalah
kejahatan sosial persoalan keluarga perputaran ekonomi hingga masalah
integritas atau disintegritas masyarakat dapat didekati melalui pisau
analisis keislaman
- Jika sosiologi dimaknai sebagai
ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses sosial termasuk perubahan
sosial yang terjadi di dalamnya , maka dalam ranah tujuan normatif dakwah
yang menekankan aspek perubahan sosial berbagai fenomena dan gejala
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat islam dapat ditelaah dan
dianalisis melalui kacamata sosiologi.
Selain itu Sosiologi membahas
fenomena-fenomena yang ada dimasyarakat, Salah satunya
bagaimana dakwah digunakan untuk mencapai sesuatu dalam masyarakat, Kita ambil contoh,Di
sebauh pabrik yg rutin mengadakan sholat jum'at bersama, Isi dari
dakwah nya pada umumnya berkaitan dengan bekerja, giat bekerja dan bagaimana
agama menilai orang yg bekerja, sehingga para pekerja lebih termotivasi untuk lebih
produktif dan progresif.
B. Kesimpulan
Ilmu dakwah adalah ilmu
yang mempelajari bagai mana caranya menyampaikan ajaran Allah kepada umat
manusia dengan cara yang di ajarkanoleh Allah dan Rosulnya sehingga terciptanya
keberhasilan dalam penyampaian pesan.
Sedangkan sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan maksudnya ilmu yag mempelajari hubungan manusia didalam
suatu masyarakat angar terciptanya suatu hubungan yang dinamis. Adapun
pembaguana adalah upaya untuk menciptakan kesejahteran suatu masyarakat dari
berbagai aspek kehidupan. Jika dari ke dua disiplin ilmu ini di artikan mada
tapat di tarik definisi singkat yaitu, ilmu yang berusaha mempelajari bagaimana
meningkatkan taraf hidup di suatu masyarakan dengan mengunakan pendekatan antar
masyarakat.
Adapun Hubungan dari
sosiologi pembangunan dengan ilmu dakwah adalah, ilmu dakwah merupakan disiplin
ilmu yang berderan penting dalam membantu pembangunan di suatu masyarakat
kususnya dalam bidang pendidikan, keagaman, bahkan dalam bidang perekonomian.
C. Daftar
pustaka.
Dr. Phil, Astrid S. Susanto, 1998, Sosiologi Pembangunan, Bina Cipta,
Jakarta
Everett M. Roges, 1985, Komunikasi Dan Pembangunan, LP3ES, Jakarta
Kahmad Dadang, 2006, Sosiologi Agama , Rosa,
Bandung
M. Musrin,1996,
DIKTAT (Ilmu Dakwah),Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar