Penanganan
informasi ialah suatu totalitas yang terpadu yang terdiri atas perangkat
perencanaan, perangkat komunikasi, pemakai, pengendalian dan penilaian,
pengaruh mempengaruhi dan saling terobos satu sama lain dalam rangka penyediaan
informasi yang berdaya guna bagi pemakai informasi dalam pelaksanaan tugasnya.[1]
Penanganan,
dalam hal ini identik dengan istilah manajemen, sedangkan manajemen itu sendiri
merupakan suatu proses. Proses penanganan informasi mencangkup input, proses
dan output.[2]
1. Komponen input (masukan), terdiri atas
komponen-komponen yang lebih khusus, misalnya sasaran (pemakai) informasi, penyedia dan
penyampai informasi, metode komunikasi, dana, sarana dan prasarana.
2. Komponen proses, meliputi perencanaan,
kebutuhan informasi, pengumpulan data dan informasi, penyimpanan, analisis,
penyajian dan penyebarluasan.
3. Komponen Output (hasil), yakni yang
dihasilkan, penilaian terhadap informasi dan umpan balik.
Keberadaan
rencana penanganan informasi bertujuan menjamin adanya deskripsi yang jelas
untuk mendapatkan dan menerima informasi.[3]
Biasanya dalam rencana penanganan informasi tersedia:
1. Deskripsi kebutuhan informasi, informasi apa yang mereka butuhkan
2. Informasi yang perlu dikomunikasikan,
termasuk format, isi dan
tingkatan detail individu yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikannya.
3. Informasi akan siapa yang seharusnya
menerima informasi.
4. Metodologi/ teknologi komunikasi.
5. Frekuensi komunikasi.
6. Proses peningkatan komunikasi dalam
jangka waktu tertentu.
A. Tahapan-tahapan
Penanganan Informasi
Akurasi informasi merupakan hal mutlak
karena informasi yang tidak akurat justru akan mempersulit proses pengambilan
keputusan terutama dalam menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian
memilih salah satu di antaranya yang diyakini merupakan alternatif terbaik.
Berkaitan dengan akurasinya, informasi harus dapat dipercaya. Artinya, data
tidak dimanipulasi dalam pengolahannya yang apabila terjadi akan mengaburkan
situasi yang sebenarnya. Perkembangan tersebut memungkinkan ditempuhnya delapan
tahap penting dalam penanganan informasi, menurut Gordon B. Davis yaitu:[4]
1. Penciptaan Informasi
2. Pemeliharaan Saluran Informasi
3. Seleksi nformasi
4. Penerimaan Informasi
5. Penyimpanan Informasi
6. Penelusuran Informasi
7. Penggunaan Informasi
8. Penilaian kritis dan umpan balik.
1)
Penciptaan
Informasi
Teori
informatika menekankan bahwa benar-benar mampu memberikan dukungannya kepada
proses pengambilan keputusan manajerial dan agar aplikasinya tepat, informasi
yang dibutuhkan oleh suatu organisasi harus memenuhi persyaratan kelengkapan,
kemutakhiran, kehandalan, terolah dengan baik, tersimpan dengan rapi, dan mudah
ditelusuri dari tempat penyimpanannya apabila diperlukan.
Persyaratan-persyaratan tersebut hanya mungkin terpenuhi apabila data, yang
merupakan bahan baku untuk informasi, digali dari sumber-sumber yang tepat dan
dengan mutu yang tinggi. Teori ini perlu mendapat penekanan karena, seperti
dimaklumi data tidak mempunyai nilai intrinsik dalam proses pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber
memerlukan pengolahan lebih lanjut agar sifatnya berubah menjadi informasi yang
memiliki nilai sebagai alat pendukung proses.
2)
Pengambilan
keputusan
Dari segi inilah tahap penciptaan
informasi harus dilihat. Menciptakan informasi tidak terlepas dari identifikasi
dan penggalian sumber-sumber yang tepat. Sumber-sumber informasi yang dapat dan
layak digali sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain karena
sangat tergantung pada proses pengambilan apa yang akan didukungnya dan untuk
kepentingan apa informasi tersebut dipergunakan.[5]
Setiap orang yang pernah berkecimpung dalam kegiatan penanganan informasi pasti
mengetahui bahwa sumber-sumber tersebut dapat berada di dalam suatu organisasi,
seperti berbagai satuan kerja yang terdapat didalamnya akan tetapi dapat pula
berada di luar organisasi yang bersangkutan. Instrumen untuk memperolehnya pun
dapat beraneka ragam, seperti melalui penelitian, eksperimen. Baik eksperimen
laboratorium maupun eksperimen lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, dan
lain sebagainya.
Pentingnya
identifikasi dan pengenalan sumber-sumber informasi yang pantas dan layak
digarap semakin relevan untuk diperhatikan karena di samping lebih menjamin
bahwa data yang dikumpulkan untuk diolah bermutu tinggi, juga karena proses
penciptaan informasi tersebut diupayakan agar berlangsung dengan tingkat
efisiensi yang tinggi.
3)
Pemeliharaan
Saluran Informasi
Telah umum diketahui bahwa salah
satu perkembangan pesat yang terjadi dalam era informasi dewasa ini ialah
terjadinya “perkawinan” antara teknologi komunikasi dengan teknologi informasi.
Akibatnya makin banyak saluran penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak
lain, misalnya dari sumber informasi kepada penggunanya. Itulah yang dimaksud
dengan saluran informasi multimedia. Baik secara internal maupun
eksternal, saluran tersebut dapat berupa:
a) Saluran melalui komunikasi lisan
b) Saluran dengan menggunakan tulisan
c) Komputer pada satuan-satuan kerja
dalam organisasi yang on-line dengan komputer utama (mainframe)
d) Saluran telepon, teleks, faksimile dan
electronic mail.
Walaupun
tidak semuanya mutlak menggunakan semua saluran tersebut, karena tergantung
pada banyak faktor, seperti jarak, lokasi, persyaratan kecepatan penyampaian
informasi dan berbagai faktor lainnya, yang jelas ialah bahwa berbagai saluran
tersebut tersedia dan pemilikannya pun dewasa ini tidak lagi memerlukan biaya yang
besar.
4)
Seleksi
dan Transmisi Informasi
Tidak semua satuan kerja dan tidak
semua orang yang terdapat dalam satu organisasi memerlukan informasi yang sama.
Misalnya, satuan kerja yang menangani kegiatan produksi memerlukan informasi yang
berbeda dengan informasi yang dibutuhkan oleh satuan kerja yang menangani sumber
daya manusia.
Dengan
kata lain, informasi yang dimiliki perlu diseleksi oleh berbagai pemakai
informasi tersebut. Berarti mengetahui informasi apa yang dikirim kepada siapa
dan untuk kepentingan apa menjadi sangat penting.
5)
Penerimaan
Informasi Secara Selektif
Jika
diatas telah ditekankan pentingnya kemampuan memilih informasi apa yang akan
disampaikan kepada siapa dan untuk kepentingan apa, berarti penerima informasi
pun perlu memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi.
6)
Penyimpanan
Informasi
Sebagai salah satu sumber daya
strategis dalam organisasi, informasi yang telah terkumpul dan terolah dengan
baik perlu disimpan dengan sebaik mungkin. Kegiatan penyimpanan informasi
sangat penting karena pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua informasi yang
digunakan segera. Oleh karena itu, informasi yang telah diolah dengan
mengeluarkan biaya tertentu jangan sampai hilang atau sukar ditelusuri apabila
diperlukan.
Perkembangan
teknologi informasi menunjukkan bahwa disamping ingatan manusia, terdapat
berbagai alat penyimpan informasi yang dapat digunakan, misalnya sistem kartu, tape,
microfilm, harddisk, floppy disk, dan sebagainya. Salah satu manfaat dari
berbagai alat penyimpanan informasi yang sarat teknologi ialah penghematan
biaya penyimpanan, terutama karena tempat yang diperlukan tidak lagi merupakan
ruangan yang besar. Disamping itu, dengan sarana berteknologi tinggi, kemampuan
informasi pun lebih terjamin.
7)
Penggunaan
informasi
Sekarang
ini umat manusia sudah berada pada era informasi, hal itu berarti bahwa
informasi sudah menyentuh seluruh segi kehidupan dan penghidupan, baik pada
tingkat individual, tingkat kelompok dan tingkat organisasi. Pada tingkat
individu misalnya, aneka ragam informasi dibutuhkan termasuk informasi tentang
pendidikan, kesehatan, situasi pasar berbagai produk yang diperlukannya untuk
memuaskan kebutuhannya, lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya. Berbagai
kelompok dimasyarakat, mulai dari rumah tangga dan kelompok-kelompok lainnya
juga memerlukan informasi untuk berbagai kepentingan termasuk untuk
memperlancar proses pengambilan keputusan oleh kelompok tersebut. Hal yang sama
juga berlaku bagi organisasi, terlepas apakah organisasi tersebut bergerak di
bidang Agama, politik, ketatanegaraan, kegiatan bisnis, mulai dari toko kecil
hingga konglomerat yang bergerak di berbagai bidang bisnis dan yang wilayah
operasinya mungkin mencakup seluruh dunia, sosial kemayarakatan dan pendidikan,
kesehatan, penelitian dan pengembangan, dan lain sebagainya.
8)
Penilaian
Kritis Dan Sistem Umpan Balik
Berhubungan dengan semua tahap yang
telah disinggung di muka, diperlukan pula kegiatan penilaian yang kritis
terhadap informasi. Seperti telah dibahas sebelumnya, sistem yang diperlukan
dan yang digunakan dalam penilaian informasi adalah sistem yang mempunyai nilai
aplikatif yang tinggi, artinya memberikan kontribusi nyata dalam memperlancar
kegiatan manajemen operasi.
Agar penilaian dilakukan mencapai
sasarannya, diperlukan serangkaian standar penilaian. Sasaran penilaian, antara
lain:[6]
a)
validitas
informasi yang diterima
b)
signifikansi
informasi tersebut
c)
kegunaan
spesifiknya, termasuk mendukung proses pengambilan keputusan,
d) hubungan informasi tersebut dengan
informasi lain.
[1] Dr.
Oemar Hamalik, Pengelolaan Sistem Informasi, (Bandung: Trigenda Karya,
1993), hlm 18
[2]Dr. Oemar
Hamalik, Ibid; hlm 19
[3] Drs.
Pawit M, Yusup, Pedoman Mencari Sumber Informasi, (Bandung: Remadja
Karya CV, 1988), hlm 103
[5] Drs.
Pawit M, Yusup, Op.Cit; hlm 69
[6] Dr.
Oemar Hamalik, Op.Cit; hlm 37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar