Pelatihan
Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) sesuatu yang aku inginkan setelah masuk LPM
UKHUWAH dan mengikuti DIKLATSARJUR.
Pagi itu. Rabu (29/02)
pukul 09:00 wib, Aku meninggalkan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) UKHUWAH bersama
sahabat seperjuanganku Habibi menuju Kota Padang untuk mengikuti kegiatan
Pelatihan Jurnalistik tingkat lanjut dengan tema Jurnalis Siber yang di adakan
oleh LPM Suara Kampus, kami berangkat menuju kota padang dengan mengunakan
Mobil namun biasanya sering disebut dengan Travel.
Kami meninggalkan kota
Palembang dan mulai melakukan perjalanan menuju Kota Padang tepat Pukul 11.00
wib dengan mengunakan Trevel dengan ongkos 230/orang, rasa senang dan bangga karena
di percaya untuk mewakili LPM UKHUWAH membuatku semangat melakukan perjalanan
ini.
Perjalanan yang panjang dengan suara
nyanyi-nyanyian di dalam Trevel yang bersenandung bahasa Padang itu mengiringi
di setiap perjalananku, perjalanan semakin jauh meninggalkan kota Palembang,
suara angin, mobil selalu terdengar di telingaku menghiburku di perjalanan ini.
Semilir angin dan
nyanyian khas minang itu membuatku tertidur dalam perjalanan, saat terbangun
aku melihat puluhan mobil jenis TRUK berbaris di pinggir jalan, “macet” biasa
di sebut masyarakat/penguna jalan, hal ini membuat aku kesal karena aku sudah
tidak sabar lagi untuk cepat sampai di kota Balado itu.
Kamis (1/03), 24 jam di
perjalanan kami sampai di terminal Solok, “ Dek kalian turun di sini ongkos
kamu kurang” ucap sopir tevel kepada kami, mau bagaimana lagi kami turun dan
langsung menghubungi panitia pelaksanaan kegiatan dengan tujuan meminta
jemputan.
Sambil menungu jemputan
kami makan nasi goreng dan teh hangat untuk memulihkan staminaku yang terkuras
dalam perjalanan, tak lama kemudian datang Arjuna yang menjemput kami, kami
langsung menuju lokasi kegiatan, ternyata kegiatan tidak di laksanakan di Padang
melainkan di Kota Sawahlunto, kami menuju Sawahlunto bersama Fikri dan Rangga
peserta PJTL delegasi LPM PATRIOTIK.
Dengan waktu 30 menit
kami sampai di tempat pelaksanaan PJTL setelah itu kami mandi, sambil menunggu
kawan yang lain datang kami istirahat sambil ngobrol-ngbrol masalah
perkuliahan, tak lama kemudian peserta lainya datang, acara pun di lakukian dengan
perkenalan antar anggota.
Jumat (02/03), kegiatan
mulai dilaksanakan, acara pertama pembukaan kegiatan PJTL yang di buka oleh
Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang. lebih kurang dua jam acara
dilaksanakan dan akhirnya selesai dengan kegiatan foto bersama.
Materi pertama di mulai
dengan materi Bung Nezar Patria dengan pembahasan Sosial Media dan Jurnalisme.
Di lanjutkan dengan Jurnalis Siber oleh Bung Furqon (Kabar Kampus). Selepas Sholat Isya materi di lanjutkan dengan
pemateri yang sama Bung Neza dengan tema
pergerakan mahasiswa di masa sekarang, di mulai dari jam 20.00-22.15 WIB, dan
acarapun selesai, setelah itu peserta kembali ke kamar masing-masing.
Sabtu (03/03) kami
kembali menerima materi dari Bung Nerza dengan tema yang berbeda, dan di
teruskan dengan materi Bung Hendra Makmur selaku ketua Aliansi Jurnalistik
Indonesia (AJI) dengan tema “Penulisan berita di media online” sampai pukul 13.00 WIB. Setelah Ishoma kami pun melanjutkan
materi kembali dengan bug hendra dengan materi Perlindungan Pers Mahasiswa dan di
ahiri pada pukul 16.00 WIB dan di lanjutkan dengan permainan dari panitia.
Selasa (6/3) Sinar
cerah Matahari pagi seakan menyapaku dengan ceria menjelang perjalanan
menikmati Pariwisata di Kota Sawahlunto, namun sebelum perjalanan di mulai kami
terlebih dahulu mendapatkan materi dari Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto yang
pada kesempatan ini di berikan oleh Ibu Rika. Menurut keterangan dari Ibu Rika menurutnya,
Sawahlunto merupakan kota tua yang ada di Sumatera Barat.
Setelah materi
disampaikan kurang lebih 45 Menit kami pun melakukan diskusi tanya jawab dengan
Ibu Rika mengenai Sawahlunto. Kota Sawahlunto ini ada di karenakan adanya batu
bara, sehingga untuk mengambilnya batu bara ini memerlukan pekerja, dan
pekerja-pekerja ini di datangkan dari berbagai daerah misalnya Jawa dan Batak,
sehingga pekerja itu sebagai penduduk Sawalunto.
Tak lama kemudian waktu
sudah menunjukan Pukul 09.55 diskusipun di akhiri, sambil menunggu persiapan
untuk mengunjugi tempat pariwisata yang ada di Kota Sawahlunto kamipun
istirahat sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh panitia.
Pukul 10.30 Wib dari
gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Sawahlunto, teriakan dan hentakan
kaki yang berlarian terdengar gemuruh, suara itu berasal dari peserta Pelatihan
Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) se-Sumatera dengan Senang dan semagat
berlarian menuju Bus yang di sediakan
panitia untuk perjalanan menuju tempat pariwisata kota Sawahlunto.
Mengunakan
Bus warna biru yang berukuran sedang dan tertulis Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto yang sudah berada di depan
gedung SKB inilah yang kami pakai untuk berkunjung ke tempat-tempat pariwisata
yang ada di Kota Harta karun ini, berlahan-lahan Bus mulai berjalan menuruni tebing
yang berkelok-kelok dan pada saat menaiki tebing Bus pun mengerang-mgerang
seakan kesakitan dan tak sanggup lagi untuk berjalan menaiki tebing sehingga
membuatku sedikit ketakutan, namun keindahan Alam yang belum tercemari
menyajikan udara yang sejuk untuk aku hirup, sehingga membuatku selalu ceria di
perjalaan, keindahan tanaman penghijauan di pinggir-pinggir jalan menambah
keindahan kota seakan menyambut senang semua orang yang datang ke Sawahlunto.
Makam Prof.H.Mohammad Yamin merupakan Tempat
wisata pertama yang kami kunjungi, Hadji Mohammad Yamin yang lahir di Talawi
pada 22 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta 17 Agustus 1962, pahlawan yang
sangat di sayanggi oleh masyarakat ini di makamkan di daerah Talawi yang
berdekatan dengan makam ayahnya Usman Gir Baginda Chatib.
Selanjutnya kami
kelanjutkan perjalanan di Gudang Ransum, mamun kami tidak di izinkan untuk
masuk karena pemimpin museum sedang mengadakan rapat selanjutnya kami melakukan
perjalanan kembali menuju museum Lobang
Suro, lobang yang berdiameter 2 M dan dalamya baru bisa di jangkau 182 M
merupakan lubang pertama yang digunakan untuk menambang Batu Bara. Lubang ini
diberi nama Lubang Suro karena pada saat penambangan Batu bara yang bertugas
sebagai mandor adalah Mbah Soero, seorang mandor yang bekerja keras, tegas, dan
taat beragama sehingga Ia di segani oleh para buruh dan orang sekitarnya.
Lobang Mbah Suro baru
di buka pada tahun 2007 yang sebelumnya sempat di tutup dari tahun 1932 di sana
juga terdapat beberapa penemuan-penemuan misalnya Palu, Rantai Badan, Gembok,
Rantai Kaki, Rantai Tangan.
Setelah puas di Lubang
Suro kami pun melanjutkan perjalanan di
musium Gudang Rangsum, Gudang Rangsum adalah dapur yang di gunakan untuk
memasak pada masa penambnagan Hindia Belanda, menurut Ibuk Rika saat ini
merupakan Tempat memasak yang diakui terbesar di Indonesia dan alat-alat yang
di gunakan terbaik di Dunia.
Setelah itu kami
melanjutkan perjalanan ke museum Kereta Api, museum Kereta Api ini merupakan
museum satu-satunya yang ada di Sumatera Barat yang di bangun oleh Kolonial
Belanda pada Tahun 1918, bangunan tua ini menjadi saksi bisu pengeksploitasi
“Si Mutiara Hitam” dari perut Bumi Sawahlunto ada lima kereta api yang saya
lihat di museum kereta api yang salah satunya disebut Mak Itam.
Rabu, (7/3) acara PJTL
telah selesai di laksanakan, setelah acara penutupan selesai kami langsung menuju kota padang untuk mengunjugi
rumah puisi Chairil Anwar, dan beberapa bangunan yang bersejarah lainnya dan
setalah berkunjung selesai langsung mami menuju IAIN Imam Bonjol Padang karena
waktu sudah malam, setelah bermalam di Serketariat LPM Suara kampus kami
langsung pulang ke Palembang dengan mengunakan Bus Yuanda Prima lambaian tangan
Bung Juna (Arjuna) mengawali perjalanan kami meninggalkan Kota Padang dan aku
tiba di palembang pada hari Jumat pukul 13.00 Wib.
By: Iwan/bibi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar