Jumat, 05 Juli 2013

MENUJU SAMBAL BALADO

 
Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) sesuatu yang aku inginkan setelah masuk LPM UKHUWAH dan mengikuti DIKLATSARJUR.

Pagi itu. Rabu (29/02) pukul 09:00 wib, Aku meninggalkan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) UKHUWAH bersama sahabat seperjuanganku Habibi menuju Kota Padang untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Jurnalistik tingkat lanjut dengan tema Jurnalis Siber yang di adakan oleh LPM Suara Kampus, kami berangkat menuju kota padang dengan mengunakan Mobil namun biasanya sering disebut dengan Travel.
Kami meninggalkan kota Palembang dan mulai melakukan perjalanan menuju Kota Padang tepat Pukul 11.00 wib dengan mengunakan Trevel dengan ongkos 230/orang, rasa senang dan bangga karena di percaya untuk mewakili LPM UKHUWAH membuatku semangat melakukan perjalanan ini.
 Perjalanan yang panjang dengan suara nyanyi-nyanyian di dalam Trevel yang bersenandung bahasa Padang itu mengiringi di setiap perjalananku, perjalanan semakin jauh meninggalkan kota Palembang, suara angin, mobil selalu terdengar di telingaku menghiburku di perjalanan ini.
Semilir angin dan nyanyian khas minang itu membuatku tertidur dalam perjalanan, saat terbangun aku melihat puluhan mobil jenis TRUK berbaris di pinggir jalan, “macet” biasa di sebut masyarakat/penguna jalan, hal ini membuat aku kesal karena aku sudah tidak sabar lagi untuk cepat sampai di kota Balado itu.
Kamis (1/03), 24 jam di perjalanan kami sampai di terminal Solok, “ Dek kalian turun di sini ongkos kamu kurang” ucap sopir tevel kepada kami, mau bagaimana lagi kami turun dan langsung menghubungi panitia pelaksanaan kegiatan dengan tujuan meminta jemputan.
Sambil menungu jemputan kami makan nasi goreng dan teh hangat untuk memulihkan staminaku yang terkuras dalam perjalanan, tak lama kemudian datang Arjuna yang menjemput kami, kami langsung menuju lokasi kegiatan, ternyata kegiatan tidak di laksanakan di Padang melainkan di Kota Sawahlunto, kami menuju Sawahlunto bersama Fikri dan Rangga peserta PJTL delegasi LPM PATRIOTIK.
Dengan waktu 30 menit kami sampai di tempat pelaksanaan PJTL setelah itu kami mandi, sambil menunggu kawan yang lain datang kami istirahat sambil ngobrol-ngbrol masalah perkuliahan, tak lama kemudian peserta lainya datang, acara pun di lakukian dengan perkenalan antar anggota.
Jumat (02/03), kegiatan mulai dilaksanakan, acara pertama pembukaan kegiatan PJTL yang di buka oleh Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang. lebih kurang dua jam acara dilaksanakan dan akhirnya selesai dengan kegiatan foto bersama.
Materi pertama di mulai dengan materi Bung Nezar Patria dengan pembahasan Sosial Media dan Jurnalisme. Di lanjutkan dengan Jurnalis Siber oleh Bung Furqon (Kabar Kampus).  Selepas Sholat Isya materi di lanjutkan dengan pemateri yang sama  Bung Neza dengan tema pergerakan mahasiswa di masa sekarang, di mulai dari jam 20.00-22.15 WIB, dan acarapun selesai, setelah itu peserta  kembali ke kamar masing-masing.
Sabtu (03/03) kami kembali menerima materi dari Bung Nerza dengan tema yang berbeda, dan di teruskan dengan materi Bung Hendra Makmur selaku ketua Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) dengan tema “Penulisan berita di media online” sampai pukul 13.00 WIB. Setelah Ishoma kami pun melanjutkan materi kembali dengan bug hendra dengan materi Perlindungan Pers Mahasiswa dan di ahiri pada pukul 16.00 WIB dan di lanjutkan dengan permainan dari panitia.
Selasa (6/3) Sinar cerah Matahari pagi seakan menyapaku dengan ceria menjelang perjalanan menikmati Pariwisata di Kota Sawahlunto, namun sebelum perjalanan di mulai kami terlebih dahulu mendapatkan materi dari Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto yang pada kesempatan ini di berikan oleh Ibu Rika. Menurut keterangan dari Ibu Rika menurutnya, Sawahlunto merupakan kota tua yang ada di Sumatera Barat.
Setelah materi disampaikan kurang lebih 45 Menit kami pun melakukan diskusi tanya jawab dengan Ibu Rika mengenai Sawahlunto. Kota Sawahlunto ini ada di karenakan adanya batu bara, sehingga untuk mengambilnya batu bara ini memerlukan pekerja, dan pekerja-pekerja ini di datangkan dari berbagai daerah misalnya Jawa dan Batak, sehingga pekerja itu sebagai penduduk Sawalunto.
Tak lama kemudian waktu sudah menunjukan Pukul 09.55 diskusipun di akhiri, sambil menunggu persiapan untuk mengunjugi tempat pariwisata yang ada di Kota Sawahlunto kamipun istirahat sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh panitia.
Pukul 10.30 Wib dari gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Sawahlunto, teriakan dan hentakan kaki yang berlarian terdengar gemuruh, suara itu berasal dari peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) se-Sumatera dengan Senang dan semagat berlarian  menuju Bus yang di sediakan panitia untuk perjalanan menuju tempat pariwisata kota Sawahlunto.
            Mengunakan Bus warna biru yang berukuran sedang dan tertulis Dinas Pariwisata  Kota Sawahlunto yang sudah berada di depan gedung SKB inilah yang kami pakai untuk berkunjung ke tempat-tempat pariwisata yang ada di Kota Harta karun ini, berlahan-lahan Bus mulai berjalan menuruni tebing yang berkelok-kelok dan pada saat menaiki tebing Bus pun mengerang-mgerang seakan kesakitan dan tak sanggup lagi untuk berjalan menaiki tebing sehingga membuatku sedikit ketakutan, namun keindahan Alam yang belum tercemari menyajikan udara yang sejuk untuk aku hirup, sehingga membuatku selalu ceria di perjalaan, keindahan tanaman penghijauan di pinggir-pinggir jalan menambah keindahan kota seakan menyambut senang semua orang yang datang ke Sawahlunto.
 Makam Prof.H.Mohammad Yamin merupakan Tempat wisata pertama yang kami kunjungi, Hadji Mohammad Yamin yang lahir di Talawi pada 22 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta 17 Agustus 1962, pahlawan yang sangat di sayanggi oleh masyarakat ini di makamkan di daerah Talawi yang berdekatan dengan makam ayahnya Usman Gir Baginda Chatib.
Selanjutnya kami kelanjutkan perjalanan di Gudang Ransum, mamun kami tidak di izinkan untuk masuk karena pemimpin museum sedang mengadakan rapat selanjutnya kami melakukan perjalanan kembali menuju museum  Lobang Suro, lobang yang berdiameter 2 M dan dalamya baru bisa di jangkau 182 M merupakan lubang pertama yang digunakan untuk menambang Batu Bara. Lubang ini diberi nama Lubang Suro karena pada saat penambangan Batu bara yang bertugas sebagai mandor adalah Mbah Soero, seorang mandor yang bekerja keras, tegas, dan taat beragama sehingga Ia di segani oleh para buruh dan orang sekitarnya.
Lobang Mbah Suro baru di buka pada tahun 2007 yang sebelumnya sempat di tutup dari tahun 1932 di sana juga terdapat beberapa penemuan-penemuan misalnya Palu, Rantai Badan, Gembok, Rantai Kaki, Rantai Tangan.
Setelah puas di Lubang Suro kami pun melanjutkan perjalanan  di musium Gudang Rangsum, Gudang Rangsum adalah dapur yang di gunakan untuk memasak pada masa penambnagan Hindia Belanda, menurut Ibuk Rika saat ini merupakan Tempat memasak yang diakui terbesar di Indonesia dan alat-alat yang di gunakan terbaik di Dunia.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke museum Kereta Api, museum Kereta Api ini merupakan museum satu-satunya yang ada di Sumatera Barat yang di bangun oleh Kolonial Belanda pada Tahun 1918, bangunan tua ini menjadi saksi bisu pengeksploitasi “Si Mutiara Hitam” dari perut Bumi Sawahlunto ada lima kereta api yang saya lihat di museum kereta api yang salah satunya disebut Mak Itam.
Rabu, (7/3) acara PJTL telah selesai di laksanakan, setelah acara penutupan selesai kami  langsung menuju kota padang untuk mengunjugi rumah puisi Chairil Anwar, dan beberapa bangunan yang bersejarah lainnya dan setalah berkunjung selesai langsung mami menuju IAIN Imam Bonjol Padang karena waktu sudah malam, setelah bermalam di Serketariat LPM Suara kampus kami langsung pulang ke Palembang dengan mengunakan Bus Yuanda Prima lambaian tangan Bung Juna (Arjuna) mengawali perjalanan kami meninggalkan Kota Padang dan aku tiba di palembang pada hari Jumat pukul 13.00 Wib.                                                       
 




By: Iwan/bibi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar