Minggu, 14 Juli 2013

Peorganisasian Pers Dakwah



I. Pembahasan
A.    Pengertian organisasi, pengorganisasian dan pers dakwah.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian. Pertama organisasi diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional, miasalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintah.
Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Definisi organisasi menurut para ahli:[1]
Gibson, organisasi adalah sebagai suatu unit kerja yang terkoordinasi terdiri dari setidaknya dua orang dan berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau sereangkean sasaran.
Webster mengartikan organisasi sebagai gabungan organ secara struktural (terkordinasi). Organ merupakan sebagai unsur-unsur sebagai suatu usaha yaitu manusia dengan segala fasilitasnya.
Adapun yang di maksud struktural, menurut menurut pola adalah suatu susunan dan pola antar hubungan intern yang agak stabil, menurutnya sebuah struktur kelompok terdiri atas:[2]
1.      Suatu rangkaian status-status atau kedudukan-kedudukan para anggota yang hirarkis (dari atas ke bawah).
2.      Social roles atau peran-peran social yang berkaitan dengan status-status itu.
3.      Unsur-unsur kebudayaan (nilai-nilai, norma, model dan sebagainya) yang mempertahankan, membenarkan, dan mengagungkan  struktur itu.
Dengan demikian struktur merupakan ikatan yang bersifat:
1.      Menjamin kelangsungan hidup atau kontituitas kelompok.
2.      Memungkinkan terwujudnya pelaksanaan fungsi organisasinya.
Secara sosiologis organisasi di artikan sebagai suatu kolektifitas yang bersifat semi kelompok (himpunan manusia yang tidak memiliki ikatan satu sama lainya) dan di buat setukturnya.
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai kegiatan yang perlu, menetapkan struktur formal dari kewenangan di mana pekrjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan, dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dapat juga di artikan Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka penciptaan tujuan yang telah ditentukan.
Pers adalah lembaga penerbitan atau media cetak, seperti surat kabar, tabloid, majalah, dan buku, dalam bahasa Inggris pers (press) mesin pencetak. Mencetak, orang-orang yang terlibat dalam penulisan dan peroduksi berita dan sebagainya.[3]
  Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris artinya press. Secara harfiah pers berarti “cetak” dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publications).
 Pers juga dapat difahami sebagai sebuah kegiatan publikasi yang meggunakan media cetak seperti surat kabar, majalah dan jenis media cetak lainnya. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak yaitu surat kabar, majalah, buletin dan yang semisalnya. Kenyataan bahwa radio dan televisi termasuk dalam lingkup pers ialah jika diadakan jumpa pers (press confrerence) maka yang datang untuk meliput adalah semua media.

Adapun  prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut:
1.      Pembagian habis tugas.
2.      Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas.
3.      Pengorganisasian dapat membentuk fungsionalisasi. Maksudnya, ada organisasi yang secara khusus bertanggung jawab atas sesuatu bidang atau tugas, dan ada batas-batas kewenangan masing-masing, sehingga kerjasama antara satu instansi dengan instansi lain bisa berlangsung secara baik dan saling melengkapi
4.      Pengorganisasian juga menetapkan sistem koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
5.      Organisasi memiliki prinsip kontinuitas. Maksudnya, bila satu tujuan belum tercapai pada saat tertentu maka ada upaya mengejarnya secara terus-menerus.
6.      Prinsif lini dan staf. Delinisasi tugas dan fungsi antara unit-unit organisasi yang bertanggung jawab sebagai pelaksana tugas pokok dengan pelaksana kegiatan penunjang lainnya.
7.      Prinsip kesederhanaan. Sederhana di sini adalah disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi, besar kecilnya organisasi tersebut ditentukan oleh beban kerja yang harus dilaksanakan.
8.      Prinsip fleksibilitas, yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya.
9.      Pendelegasian wewenang dengan jelas.
10.  Prinsip pengelompokan yang homogen. Karena demikian luasnya tugas-tugas yang harus dikerjakan, maka pengelompokan tugas-tugas harus diusahakan sehomogen mungkin.
11.  Prinsip rentang atau jenjang pengendalian. Maksudnya, karena keterbatasan seorang pemimpin atau atasan, maka perlu diperhitungkan secara rasional jumlah unit atau orang yang menjadi bawahannya.
12.  Prinsip akordian yaitu pada saat tertentu dengan melihat situasi dan kondisi kegiatan pemerintah baik berupa tugas umum pemerintahan maupun pembangunan dapat diperluas atau dipersempit (Soeharyo & Effendy, 2003: 85-88).
Tidak dipungkiri bahwa kerjasama sangat urgen, bahkan tujuan pokok pengorganisasian adalah untuk terjalinnya kerjasama yang baik dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Karakteristik sistem kerja sama dapat dilihat, antara lain :
a.       Ada komunikasi antara orang yang bekerja sama.
b.      Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama.
c.       Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan (Fattah,1996:71)

Kepentingan Pengorganisasian
Melihat penjelasan di atas dengan demikian, pengorganisasian memiliki arti penting, sebab dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih rinci kepada pelaksana-pelaksana yang telah diseleksi akan terhindar dari adanya penumpukan tugas berada pada satu atau dua orang saja. Jadi, pengorganisasian mengandung unsur koordinasi untuk menemukan kepastian dari berbagai perbedaan-perbedaan berbagai unsur demi terciptanya harmonisasi dalam tugas dakwah.
Pengorganisasian sangat erat hubungannya dengan pengaturan struktur melalui penentuan kegiatan untuk mencapai tujuan, walaupun struktur itu bukan merupakan tujuan.
Apabila pengorganisasian sebagaimana disebutkan di atas, merupakan wadah dan kerangka struktur yang relatif tetap, maka sisi lain dari pengorganisasian juga memperhatikan hubungan berlakunya tata kerja menurut struktur sehingga masing-masing pelaku mempunyai hubungan formal, baik sebagai atasan, bawahan, atau sesama sejawat dengan kewajiban dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik antara orang-orang dalam organisasi itu merupakan proses dinamis dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian pada pengorganisasian itu memiliki arti penting dengan pengorganisasian perencana akan lebih mudah aplikasinya. Adapun hal-hal yang  yang berkaitan dengan manajemen yang berfungsi untuk lebih efektif adalah sebagai berikut:[4]
1.      Lingkungan Organisasi Yang Selalu Berubah.
2.      Perubahan-perubahan dalam lingkungan sosial.
3.      Tipe kepemimpinan dalam organisasi

Didalam organisasi terdapat pimpinan seorang manager yang terlibat dalam proses penyelenggaraan fungsi-fungsi managemen. Dimana keberhasilan manager mengemudikan organisasi pada tingkat dominan ditentukan oleh  keterampilan dalam tiga bidang, yaitu:[5]
1.      Ketrampilan teknis, semakin banyak diperlukan apabila seseorang menduduki jabatan pimpinan tingkat rendah,
2.      Ketrampilan menghadapi manusia, yang semakin menonjol apabila seseorang
Menduduki jabatan pimpinan yang semakin tinggi,
3.      Kemampuan berpikir secara konsepsional, yang sangat menonjol, dan bahkan merupakan conditio sine qua non bagi mereka menduduki jabatan pimpinan tingkat tinggi.
Langkah-langkah pengorganisasian dakwah:
  1. Penentuan Spesialisasi Kerja.
Spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang ditekuninya, dan tugas-tugas organisasi dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah “pembagian kerja”.
  1. Mendepertementalisasi dakwah.
Setelah unit kerja dibagi-bagi melalui spelisasi kerja maka selanjutnya diperlukan pengelompokkan pekerjaan–pekerjaan yang diklasifikasikan melalui spesialiasi kerja, sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan secara sama-sama, sehingga dapat di koordinasikan.
  1. Menentukan rantai komando.
Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tidak terputus membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan hasil kerja dakwah ke depertemen masing-masing. Rantai ini memberikan sebuah kemudahan bagi para da’I untuk menentukan siapa-siapa yang harus dituju jika mereka menemui permasalahan dan juga kepada siapa mereka bertanggung jawab.
  1. Rentang kendali.
Rentang kendali merupakan konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang dapat disurvei oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
  1. Sentralisasi dan desentralisasi.
Sentralisasi diartikan sebagai kadar sampai dimana pengambilan keputusan terkonsentrasi pada tingkat atas organisasi. Konsep ini hanya mencakup pada wewenang formal, yaitu hak-hak yang inhern dalam posisi seseorang. Sementara desentralisasi adalah pengalihan wewenang untuk membuat keputusan ke tungkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi.
  1. Menformalisasi dakwah.
Formalisasi dakwah adalah sejauh mana pekerjaan atau tugas-tugas dakwah dalam sebuah organisasi dakwah dibakukan dan sejauh mana tingkah laku, skill, dan keterampilan para da’I dibimbing dan diarahkan secara prosedural oleh peraturan.
  1. Penentuan Strategi dan struktur dakwah.
Struktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dalam mencapai sasaran, karena sasaran dakwah itu dirumuskan dari strategi organisasi.tegasnya, struktur organisasi dakwah harus mengikuti strategi-strategi dakwah
  1. Penyelenggaraan dan desain organisasi dakwah.
Para da’I baik dalam satu tim atau perorangan membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan dan menentukan strategis dakwah. Penggunaan teknologi informasi sangat mempengaruhi cara anggota organisasi dakwah dalam berkomunikasi, menyampaikan informasi, dan dalam melaksanakan aktivitas mereka.
Didalam organisasi terdapat peranan-peranan yang sentral dalam hal kebijaksanaan dan menyusun strategi dalam organisasi, agar dapat berfungsi dengan baik dan efektif. Adapaun hal-hal kegiatan yang menjadi peranan

B.     Pengadaan SDM Dan Fasilitasnya.
Pengadaan sumberdaya manusia (SDM) guna kepentingan manejemen pers dakwah merupakan pencarian dan pengumpulan tenaga kerja dalam bidang jurnalistik. Karena kegiatan di maksud mencakup upaya:
  1. Penarikan pelamar.
  2. Penetapan kebutuhan pegawai.
  3. Penyaringan pegawai.
Sedangkan penarikan pelamar dapat di lakukan dengan cara:
  1. Audisi
  2. Iklan
  3. Edaran atau mengumuman melalui media.
Dengan tujuan untuk menginformasikan tentang adanya lowongan kerja bagi mereka yang memiliki kualifikasi, pengetahuan dan keterampilan kerja dalam bidang jurnalistik untuk keperluan dakwah Islamiah.
Untuk menjadi seorang Da`I atau juru dakwah mereka di tuntut memenuhi persaratan seperti lemah lembut, pemaaf, suka bermusyawarah serta memahami isi kandungan Al-Quran dan Hadis. Seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Imran ayat 159-164.

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.[6]

Berdasarkan ayat di atas maka seorang juru dakwah harus bersifat.[7]
  1. Lemah lembut dalam menjalankan dakwah.
  2. Bermusyawarah dalam segala urusan
  3. Kebulatan tekat dalam menjalankan dakwah.
  4. Tawakal kepada Allah.
  5. Memohon bantuan Allah SWT.
  6. Menjauhi kecurangan dan keculasan.
  7. Mendakwahkan ayat Allah untuk menjalankan jalan hidup bagi umat manusia.
  8. Membersihkan jiwa raga manusia dengan jalan hidup bagi umat manusia.
  9. Mengajarkan kitap suci Al-Quran.
Dalam hal berdakwahnya mereka harus memiliki sifat-sifat dan adab sopan santun yang berbeda dengan manusia lainnya. Mereka harus memiliki ahlak yang jujur dakwah selalu.
  1. Berhubungan dengan dakwah.
  2. Mengislahkan atau meningkatkan diri sendiri(bersemangat untuk memperoleh kemajuan).
  3. Memahami agama dan dunia secara mendalam.
  4. Memiliki harga diri yang tinggi.
  5. Berjiwa besar dalam arti.
-          Berani mengemukakan keberanian.
-          Berani mengakui kesalahan.
-          Pemaaf.
-          Tidak lekas putus asa.
-          Tabah menghadapi segala percobaan.
-          Mampu menahan amarah.
  1. Berbudi luhur yang berwujud.
-          Sopan santun kepada siapapun.
-          Tidaak memiliki sifat dengki, iri dan buruk sangka.
-          Lemah lembut dalam bertingkah laku.
Selain dari itu tentunya juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi khususnya jurnalistik dan kepemimpinan umum maupun Islam. Seperti apa yang ada dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Ali Imran:112
  
Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh  Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.[8]

Yang dimana mengingatkan kita bahwa kita harus berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Dimana telah ditetapkan Allah dalam Al-Quran dan perlindungan diberikan pemerintah atau tegasnya wajib berkomunikasi dengan Allah (melalui ibadah) dan sesama (manusia)
Adapun salah satu cara dalam melakukan kegiatan jurnalistik, Allah SWT menerangkan dalan Surah An-Nahl : 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.[9]

Bahkan Nabi Muhammad SAW mewajibkan kita menyampaikan ajaran Allah meski hanya satu ayat saja. Dalam kegiatan jurnalistik dapat diartikan sebagai pemberitahuan ajaran Allah dengan cara mencari, mengumpulkan, mengolah (bahan), dan menyajikan produk jurnalistik berupa berita, komentar, iklan, dan publisitas.

  1. Penyaringan tenaga kerja.
Guna memperoleh pegawai yang tepat  jumlah dan kualifikasinya dalam posisi yang di sediakan lembaga, maka terhadap para pelamar itu pun harus dilakukan penyaringan dengan mengadakan tes pengetahuan, keterampilan, kesehatan, dan ahlaknya. Umumnya tes di lakukan secara tertulis (untuk mengukur kemampuan dan keterampilan) dan wawancara pesikologis (untuk mengukur akhlak, keperibadian, kesehatanya). Untuk kesehatan bisa juga di lihat dari surat keterangan dari dokter.
Penyediaan formasi (Lowongan jabatan) dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi yang telah di tetapkan dalam struktur lembaga (pers dakwah) yang di pilih. Karena masing-masing pers dakwah memiliki bentuk-bentuk yang lain.

Pelatihan dan pengembangan tugas.
            Untuk memilih tenaga yang tepat untuk menduduki formasi yang di sediakan kiranya perlu diadakan pelatihan (treaning) tentang pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan dalam jabatan-jabatan yang tersedia. Setelah itu masuk pada masa percobaan umumnya selama tiga bulan sedangkan untuk pegawai negeri biasanya satu tahun.

Kopensasi pekerjaan.
            Untuk kelancaran dalam tugasnya, kepada mereka di berikan kopensasi pekerjaan atau balas jasa berupa pemberian dalam bentuk barang, uang, atau pelayanan atas jasa yang telah mereka berikan kepada lembaga. Dalam hal ini di kenal ada dua jenis kopensasi pekerjaan yang bersifat langsung dan tidak langsung. Yang bersifat langsung di berikan dalam bentuk gaji (tetap dalam jumlah nominal yang pasti), upah ( tidak tetap).

Desain pekerjaan
Ikatan lain yang bersifat struktural adalah pedoman kerja ( job discrepion) bagi setiap pegawai. Pedoman kerja ini berisi rincian tugas dan wewenang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaku manejemen. Khusus dalam hal pembuatan bagan organisasi dapat di lakukan dengan tiga cara yaitu: Vertikal. Horizontal dan gabungan keduanya.

Desain Organisasi.
            Selain job discrepion yang di maksud tadi ikatan lain sebagai struktur suatu organisasi di nyatakan dalam bentuk akte pembentukan lembaga ( pers dakwah) yang di dasarkan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi atau lembaga, yang di dalamnya terdapat Visi dan Misi, tujuan, serta norma norma perilaku individu maupun kelompok yang harus di tegakkan demi tercapainya tujuan yang telah di tetapkan.

  1. Manfaat Media Pers dan fungsi pers.
a.  Manfaat media pers.
Manfaat utama dari kehadiran media pers di suatu negara menjadi forum dialog publik sebagai alat bagi terlaksananya proses demokrasi guna terwujudnya pembangunan masyarakat dan daerah.
Melalui media pers, masyarakat dapat bercakap-cakap dengan satu sama lainnya, kemudian melalui media pers pemerintah dan para pemimpin akan lebih gampang menyampaikan kebijakannya kepada publik, sebaliknya akan dengan mudah menyampaikan aspirasi. Melalui media pers informasi pembangunan dan sebagainya akan segera tersebar luas, cepat dan tepat kepada publik serta melalui media pers dapat dilakukan proses edukasi publik.
Dalam mendorong percepatan pembangunan suatu daerah, salah satu fungsi yang harus dijalankan media pers adalah melaksanakan kontrol sosial, tanpa melaksanakan fungsi ini media pers bukanlah pers, melainkan menjadi alat bahkan hamba dari kekuasaan, yang artinya media pers bukan hanya melakukan fungsi informasi tetapi juga harus menegakkan fungsi edukasi kepada publik serta melakukan fungsi kontrol sosial.
Kehadiran media pers juga sangat penting bagi proses pemilihan pemimpin dalam segala lapisan publik dan pemerintahan, terlebih pada saat ini bangsa Indonesia akan melaksanakan berbagai proses Pilpres dan Pilkada. Dalam proses rekruting kepemimpinan itu, maka pers selain melakukan fungsi informasi juga menegakkan fungsi edukasi kepada publik serta melakukan fungsi kontrol sosial.

b.      Fungsi pers :[10]
a.       Menyiarkan informasi.
Menyampekan informasi merupakan fungsi utama dan utama, pembaca berlangganan maupun membeli surat kabar kerena memerlukan informasi mengenai beberapa hal di bumi ini.
b.      Mendidik.
Pers berfungsi mendidik, sebagai sarana pendidikan masa, surat kabar dan majalah tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga pembaca betambah pengetahuanya.
c.       Menghibur.
Hal-hal yang bersifat menghibur sering di muat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel yang berbobot.
d.      Mempengaruhi.
Mempengaruhi merupakan fungsi pers yang mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat.

II. Kesimpulan

Pada bagian diatas telah disinggung, bahwa pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah’ dan dengan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah aplikasinya. Untuk itu pada dasarnya tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah:
1.      Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau divisi-divisi dan tugas- tugas yang terperinci dan spesifik.
2.      Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah.
3.      Mengoordinasikan berbagai tugas organisasi.
4.      Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah kedalam unit-unit.
5.      Dapat menyalurkan kegiatan-kegiaran dakwah secara logis dan sistematik.


















 Daftar Pustaka

Effendi, Moctar, 1996, Menejemen suatu pendekatan berdasarkan ajaran Islam, cet II, Bhratra Niaga Media, Jakarta
Onong, Ilmu Komunikasi, 1984, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Siagian, Sondang, 1986, Bunga Rampai Managemen Modern, cet 8, PT. Gunung Agung, Bandung
Suhandang kustadi, 2007, Menejemen Pers Dakwah, cet I, MARJA, Bandung





[1]. Kustadi Suhandang,  Menejemen Pers Dakwah, cet I, (Bandung; MARJA, 2007), hal 59 -60
[2]. Ibid.,hal 60
[3] . Effendi, Moctar , Menejemen suatu pendekatan berdasarkan ajaran Islam cet II,( Jakarta:Bhratra Niaga Media, 1996), hal 67
[4] Prof. S.P.Siagian, M.P.A, Bunga Rampai Managemen Modern, cet 8, (Jakarta: PT. Gunung Agung,1986), hlm7-9
[5] Ibid.,hlm 15
[6] . Departemen Agama RI, Al-Quran terjemah, Diponegoro, (Bandung, 2006), hal 56
[7] . Kustadi Suhandang, Op.Cit., hal 63
[8] . Departemen Agama RI; Op cit.hal 53
[9] . Departemen Agama RI; Ibid. hal 224
[10] . Onong, Ilmu Komunikasi,( PT Remaja Rosdakarya, bandung, 1984), hal 149- 150

Tidak ada komentar:

Posting Komentar