I. Pembahasan
A. Pengertian
organisasi, pengorganisasian dan pers dakwah.
Istilah
organisasi mempunyai dua pengertian. Pertama organisasi diartikan sebagai lembaga atau
kelompok fungsional, miasalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintah.
Kedua
merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif.
Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai
kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung
jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Definisi organisasi menurut
para ahli:[1]
Gibson, organisasi adalah
sebagai suatu unit kerja yang terkoordinasi terdiri dari setidaknya dua orang
dan berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau sereangkean sasaran.
Webster mengartikan
organisasi sebagai gabungan organ secara struktural (terkordinasi). Organ
merupakan sebagai unsur-unsur sebagai suatu usaha yaitu manusia dengan segala
fasilitasnya.
Adapun
yang di maksud struktural, menurut menurut pola adalah suatu susunan dan pola antar
hubungan intern yang agak stabil, menurutnya sebuah struktur kelompok terdiri atas:[2]
1.
Suatu
rangkaian status-status atau kedudukan-kedudukan para anggota yang hirarkis (dari atas ke bawah).
2.
Social roles atau
peran-peran social yang berkaitan dengan status-status itu.
3.
Unsur-unsur
kebudayaan (nilai-nilai, norma, model dan sebagainya) yang mempertahankan,
membenarkan, dan mengagungkan struktur itu.
Dengan demikian struktur merupakan ikatan yang bersifat:
1.
Menjamin
kelangsungan hidup atau kontituitas kelompok.
2.
Memungkinkan
terwujudnya pelaksanaan fungsi organisasinya.
Secara
sosiologis organisasi di artikan sebagai suatu kolektifitas yang bersifat semi
kelompok (himpunan manusia yang tidak memiliki ikatan satu sama lainya) dan di
buat setukturnya.
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan berbagai kegiatan yang perlu, menetapkan struktur formal dari
kewenangan di mana pekrjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan, dan
dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dapat juga di artikan
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga
terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka penciptaan tujuan yang telah ditentukan.
Pers adalah lembaga
penerbitan atau media cetak, seperti surat kabar, tabloid, majalah, dan buku,
dalam bahasa Inggris pers (press) mesin pencetak. Mencetak, orang-orang yang terlibat dalam
penulisan dan peroduksi berita dan sebagainya.[3]
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang
dalam bahasa Inggris artinya press. Secara harfiah pers berarti “cetak”
dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara
dicetak (printed publications).
Pers juga dapat
difahami sebagai sebuah kegiatan publikasi yang meggunakan media cetak seperti
surat kabar, majalah dan jenis media cetak lainnya.
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam
pengertian luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti luas meliputi
segala penerbitan, bahkan termasuk media elektronik, radio siaran, dan televisi
siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak
yaitu surat kabar, majalah, buletin dan yang semisalnya. Kenyataan bahwa radio
dan televisi
termasuk dalam lingkup pers ialah jika diadakan jumpa pers (press
confrerence) maka yang datang untuk meliput adalah semua media.
Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai
berikut:
1.
Pembagian
habis tugas.
2.
Perumusan
tugas pokok dan fungsi yang jelas.
3.
Pengorganisasian
dapat membentuk fungsionalisasi. Maksudnya, ada organisasi yang secara khusus
bertanggung jawab atas sesuatu bidang atau tugas, dan ada batas-batas
kewenangan masing-masing, sehingga kerjasama antara satu instansi dengan
instansi lain bisa berlangsung secara baik dan saling melengkapi
4.
Pengorganisasian
juga menetapkan sistem koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
5.
Organisasi
memiliki prinsip kontinuitas. Maksudnya, bila satu tujuan belum tercapai pada
saat tertentu maka ada upaya mengejarnya secara terus-menerus.
6.
Prinsif
lini dan staf. Delinisasi tugas dan fungsi antara unit-unit organisasi yang
bertanggung jawab sebagai pelaksana tugas pokok dengan pelaksana kegiatan
penunjang lainnya.
7.
Prinsip
kesederhanaan. Sederhana di sini adalah disesuaikan dengan tugas pokok dan
fungsi, besar kecilnya organisasi tersebut ditentukan oleh beban kerja yang
harus dilaksanakan.
8.
Prinsip
fleksibilitas, yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan di
sekelilingnya.
9.
Pendelegasian
wewenang dengan jelas.
10.
Prinsip
pengelompokan yang homogen. Karena demikian luasnya tugas-tugas yang harus dikerjakan,
maka pengelompokan tugas-tugas harus diusahakan sehomogen mungkin.
11.
Prinsip
rentang atau jenjang pengendalian. Maksudnya, karena keterbatasan seorang
pemimpin atau atasan, maka perlu diperhitungkan secara rasional jumlah unit
atau orang yang menjadi bawahannya.
12.
Prinsip
akordian yaitu pada saat tertentu dengan melihat situasi dan kondisi kegiatan
pemerintah baik berupa tugas umum pemerintahan maupun pembangunan dapat
diperluas atau dipersempit (Soeharyo & Effendy, 2003: 85-88).
Tidak dipungkiri bahwa kerjasama sangat urgen, bahkan
tujuan pokok pengorganisasian adalah untuk terjalinnya kerjasama yang baik
dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Karakteristik sistem kerja sama dapat
dilihat, antara lain :
a.
Ada
komunikasi antara orang yang bekerja sama.
b.
Individu
dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama.
c.
Kerja sama
itu ditujukan untuk mencapai tujuan (Fattah,1996:71)
Kepentingan Pengorganisasian
Melihat penjelasan di atas dengan demikian, pengorganisasian memiliki arti
penting, sebab dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih
rinci kepada pelaksana-pelaksana yang telah diseleksi akan terhindar dari
adanya penumpukan tugas berada pada satu atau dua orang saja. Jadi,
pengorganisasian mengandung unsur koordinasi untuk menemukan kepastian dari
berbagai perbedaan-perbedaan berbagai unsur demi terciptanya harmonisasi dalam
tugas dakwah.
Pengorganisasian sangat erat hubungannya dengan
pengaturan struktur melalui penentuan kegiatan untuk mencapai tujuan, walaupun struktur
itu bukan merupakan tujuan.
Apabila pengorganisasian sebagaimana disebutkan di atas,
merupakan wadah dan kerangka struktur yang relatif tetap, maka sisi lain dari
pengorganisasian juga memperhatikan hubungan berlakunya tata kerja menurut
struktur sehingga masing-masing pelaku mempunyai hubungan formal, baik sebagai atasan,
bawahan, atau sesama sejawat dengan kewajiban dan tanggung jawab yang telah
ditetapkan. Hubungan timbal balik antara orang-orang dalam organisasi itu
merupakan proses dinamis dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian pada pengorganisasian itu memiliki arti penting
dengan pengorganisasian perencana akan lebih mudah aplikasinya. Adapun hal-hal yang yang berkaitan dengan manajemen yang
berfungsi untuk lebih efektif adalah sebagai berikut:[4]
1. Lingkungan Organisasi Yang
Selalu Berubah.
2. Perubahan-perubahan dalam
lingkungan sosial.
3. Tipe kepemimpinan dalam
organisasi
Didalam organisasi terdapat pimpinan
seorang manager yang terlibat dalam proses penyelenggaraan fungsi-fungsi
managemen. Dimana keberhasilan manager mengemudikan organisasi pada tingkat
dominan ditentukan oleh keterampilan
dalam tiga bidang, yaitu:[5]
1. Ketrampilan teknis, semakin
banyak diperlukan apabila seseorang menduduki jabatan pimpinan tingkat rendah,
2. Ketrampilan menghadapi
manusia, yang semakin menonjol apabila seseorang
Menduduki jabatan pimpinan yang
semakin tinggi,
3. Kemampuan berpikir secara
konsepsional, yang sangat menonjol, dan bahkan merupakan conditio sine qua non bagi mereka menduduki jabatan pimpinan
tingkat tinggi.
Langkah-langkah
pengorganisasian dakwah:
- Penentuan Spesialisasi Kerja.
Spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkat kemampuan
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang ditekuninya, dan tugas-tugas organisasi
dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah “pembagian kerja”.
- Mendepertementalisasi dakwah.
Setelah unit kerja dibagi-bagi melalui spelisasi kerja
maka selanjutnya diperlukan pengelompokkan pekerjaan–pekerjaan yang
diklasifikasikan melalui spesialiasi kerja, sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan secara
sama-sama, sehingga dapat di koordinasikan.
- Menentukan rantai komando.
Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tidak
terputus membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling
bawah dan menjelaskan hasil kerja dakwah ke depertemen masing-masing. Rantai ini memberikan sebuah kemudahan bagi para
da’I untuk menentukan siapa-siapa yang harus dituju jika mereka menemui
permasalahan dan juga kepada siapa mereka bertanggung jawab.
- Rentang kendali.
Rentang kendali merupakan konsep yang merujuk pada
jumlah bawahan yang dapat disurvei oleh seorang manajer secara efisien dan
efektif.
- Sentralisasi dan desentralisasi.
Sentralisasi diartikan sebagai kadar sampai dimana
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada tingkat atas organisasi. Konsep ini
hanya mencakup pada wewenang formal, yaitu hak-hak yang inhern dalam posisi
seseorang. Sementara desentralisasi adalah pengalihan wewenang untuk membuat
keputusan ke tungkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi.
- Menformalisasi dakwah.
Formalisasi dakwah adalah sejauh mana pekerjaan atau
tugas-tugas dakwah dalam sebuah organisasi dakwah dibakukan dan sejauh mana tingkah laku, skill, dan
keterampilan para da’I dibimbing dan diarahkan secara prosedural oleh peraturan.
- Penentuan Strategi dan struktur dakwah.
Struktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong
para manajer dalam mencapai sasaran, karena sasaran dakwah itu dirumuskan dari
strategi organisasi.tegasnya, struktur organisasi dakwah harus mengikuti strategi-strategi dakwah
- Penyelenggaraan dan desain organisasi dakwah.
Para da’I baik dalam satu tim atau perorangan
membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan dan menentukan strategis
dakwah. Penggunaan
teknologi informasi sangat mempengaruhi cara anggota organisasi dakwah dalam
berkomunikasi, menyampaikan informasi, dan dalam melaksanakan aktivitas mereka.
Didalam organisasi terdapat
peranan-peranan yang sentral dalam hal kebijaksanaan dan menyusun strategi
dalam organisasi, agar dapat berfungsi dengan baik dan efektif. Adapaun hal-hal
kegiatan yang menjadi peranan
B. Pengadaan
SDM Dan Fasilitasnya.
Pengadaan sumberdaya manusia (SDM) guna kepentingan manejemen pers dakwah
merupakan pencarian dan pengumpulan tenaga kerja dalam bidang jurnalistik. Karena kegiatan di maksud
mencakup upaya:
- Penarikan pelamar.
- Penetapan kebutuhan pegawai.
- Penyaringan pegawai.
Sedangkan penarikan pelamar dapat di lakukan dengan cara:
- Audisi
- Iklan
- Edaran atau mengumuman melalui media.
Dengan tujuan untuk menginformasikan tentang adanya
lowongan kerja bagi mereka yang memiliki kualifikasi, pengetahuan dan
keterampilan kerja dalam bidang jurnalistik untuk keperluan dakwah Islamiah.
Untuk menjadi seorang Da`I atau juru dakwah mereka di
tuntut memenuhi persaratan seperti lemah lembut, pemaaf, suka bermusyawarah
serta memahami isi kandungan Al-Quran dan Hadis. Seperti firman Allah SWT dalam
surah Al-Imran ayat 159-164.
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang
yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah
sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakkal.[6]
Berdasarkan ayat di atas maka seorang juru dakwah harus bersifat.[7]
- Lemah lembut dalam menjalankan dakwah.
- Bermusyawarah dalam segala urusan
- Kebulatan tekat dalam menjalankan dakwah.
- Tawakal kepada Allah.
- Memohon bantuan Allah SWT.
- Menjauhi kecurangan dan keculasan.
- Mendakwahkan ayat Allah untuk menjalankan jalan hidup bagi umat manusia.
- Membersihkan jiwa raga manusia dengan jalan hidup bagi umat manusia.
- Mengajarkan kitap suci Al-Quran.
Dalam hal berdakwahnya
mereka harus memiliki sifat-sifat dan adab sopan santun yang berbeda dengan
manusia lainnya. Mereka harus memiliki ahlak yang jujur dakwah selalu.
- Berhubungan dengan dakwah.
- Mengislahkan atau
meningkatkan diri sendiri(bersemangat untuk memperoleh kemajuan).
- Memahami agama dan dunia
secara mendalam.
- Memiliki harga diri yang
tinggi.
- Berjiwa besar dalam arti.
-
Berani mengemukakan keberanian.
-
Berani mengakui kesalahan.
-
Pemaaf.
-
Tidak lekas putus asa.
-
Tabah menghadapi segala percobaan.
-
Mampu menahan amarah.
- Berbudi luhur yang berwujud.
-
Sopan santun kepada siapapun.
-
Tidaak memiliki sifat dengki, iri dan buruk
sangka.
-
Lemah lembut dalam bertingkah laku.
Selain dari itu
tentunya juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi khususnya jurnalistik dan
kepemimpinan umum maupun Islam. Seperti
apa yang ada dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Ali Imran:112
Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dengan manusia, dan mereka kembali
mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu
karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi
tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan melampaui batas.[8]
Yang dimana mengingatkan kita bahwa
kita harus berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia. Dimana telah ditetapkan Allah dalam Al-Quran dan perlindungan
diberikan pemerintah atau tegasnya wajib berkomunikasi dengan Allah (melalui
ibadah) dan sesama (manusia)
Adapun salah satu cara
dalam
melakukan kegiatan jurnalistik, Allah SWT menerangkan dalan Surah An-Nahl : 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.[9]
Bahkan Nabi Muhammad SAW mewajibkan
kita menyampaikan ajaran Allah meski hanya satu ayat saja. Dalam kegiatan
jurnalistik dapat diartikan sebagai pemberitahuan ajaran Allah dengan cara
mencari, mengumpulkan, mengolah (bahan), dan menyajikan produk jurnalistik berupa
berita, komentar, iklan, dan publisitas.
- Penyaringan tenaga kerja.
Guna memperoleh
pegawai yang tepat jumlah dan
kualifikasinya dalam posisi yang di sediakan lembaga, maka terhadap para
pelamar itu pun harus dilakukan penyaringan dengan mengadakan tes pengetahuan,
keterampilan, kesehatan, dan ahlaknya. Umumnya tes di lakukan secara tertulis (untuk
mengukur kemampuan dan keterampilan) dan wawancara pesikologis (untuk mengukur akhlak,
keperibadian, kesehatanya). Untuk kesehatan bisa juga di lihat dari surat
keterangan dari dokter.
Penyediaan formasi (Lowongan jabatan)
dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi yang telah di tetapkan dalam
struktur lembaga (pers dakwah) yang di pilih. Karena masing-masing pers dakwah
memiliki bentuk-bentuk yang lain.
Pelatihan dan pengembangan tugas.
Untuk memilih tenaga yang tepat
untuk menduduki formasi yang di sediakan kiranya perlu diadakan pelatihan (treaning) tentang pengetahuan
dan keterampilan yang di butuhkan dalam jabatan-jabatan yang tersedia. Setelah
itu masuk pada masa percobaan umumnya selama tiga bulan sedangkan untuk pegawai negeri biasanya satu tahun.
Kopensasi pekerjaan.
Untuk kelancaran dalam tugasnya, kepada mereka di berikan
kopensasi pekerjaan atau balas jasa berupa pemberian dalam bentuk barang, uang,
atau pelayanan atas jasa yang telah mereka berikan kepada lembaga. Dalam hal ini di kenal ada dua jenis
kopensasi pekerjaan yang bersifat langsung dan tidak langsung. Yang bersifat
langsung di berikan dalam bentuk gaji (tetap dalam jumlah nominal yang pasti),
upah ( tidak tetap).
Desain pekerjaan
Ikatan lain yang
bersifat struktural adalah
pedoman kerja ( job discrepion) bagi
setiap pegawai. Pedoman kerja ini berisi rincian tugas dan wewenang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaku manejemen. Khusus dalam hal
pembuatan bagan organisasi dapat di lakukan dengan tiga cara yaitu: Vertikal. Horizontal dan gabungan
keduanya.
Desain Organisasi.
Selain
job discrepion yang di maksud tadi
ikatan lain sebagai struktur suatu organisasi di nyatakan dalam bentuk akte
pembentukan lembaga ( pers dakwah) yang di dasarkan pada anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga organisasi atau lembaga, yang di dalamnya terdapat Visi
dan Misi, tujuan, serta norma norma perilaku individu maupun kelompok yang
harus di tegakkan demi tercapainya tujuan yang telah di tetapkan.
- Manfaat Media Pers
dan fungsi pers.
a.
Manfaat media pers.
Manfaat utama dari kehadiran media pers di suatu negara
menjadi forum dialog publik sebagai alat bagi terlaksananya proses demokrasi
guna terwujudnya pembangunan masyarakat dan daerah.
Melalui media pers, masyarakat dapat bercakap-cakap
dengan satu sama lainnya, kemudian melalui media pers pemerintah dan para
pemimpin akan lebih gampang menyampaikan kebijakannya kepada publik, sebaliknya
akan dengan mudah menyampaikan aspirasi. Melalui media pers informasi
pembangunan dan sebagainya akan segera tersebar luas, cepat dan tepat kepada
publik serta melalui media pers dapat dilakukan proses edukasi publik.
Dalam mendorong percepatan pembangunan suatu daerah,
salah satu fungsi yang harus dijalankan media pers adalah melaksanakan kontrol
sosial, tanpa melaksanakan fungsi ini media pers bukanlah pers, melainkan
menjadi alat bahkan hamba dari kekuasaan, yang artinya media pers bukan hanya
melakukan fungsi informasi tetapi juga harus menegakkan fungsi edukasi kepada
publik serta melakukan fungsi kontrol sosial.
Kehadiran media pers juga sangat penting bagi proses
pemilihan pemimpin dalam segala lapisan publik dan pemerintahan, terlebih pada
saat ini bangsa Indonesia akan melaksanakan berbagai proses Pilpres dan
Pilkada. Dalam proses rekruting kepemimpinan itu, maka pers selain melakukan
fungsi informasi juga menegakkan fungsi edukasi kepada publik serta melakukan
fungsi kontrol sosial.
a. Menyiarkan informasi.
Menyampekan informasi merupakan fungsi utama dan
utama, pembaca berlangganan maupun membeli surat kabar kerena memerlukan
informasi mengenai beberapa hal di bumi ini.
b.
Mendidik.
Pers berfungsi mendidik, sebagai sarana pendidikan
masa, surat kabar dan majalah tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan
sehingga pembaca betambah pengetahuanya.
c.
Menghibur.
Hal-hal yang bersifat menghibur sering di muat
oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel
yang berbobot.
d.
Mempengaruhi.
Mempengaruhi merupakan fungsi pers yang
mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat.
II. Kesimpulan
Pada bagian diatas telah disinggung, bahwa
pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah’ dan dengan
pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah aplikasinya. Untuk itu pada
dasarnya tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah:
1.
Membagi
kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau divisi-divisi dan
tugas- tugas yang terperinci dan spesifik.
2.
Membagi
kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing
jabatan atau tugas dakwah.
3.
Mengoordinasikan
berbagai tugas organisasi.
4.
Mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan dakwah kedalam unit-unit.
5.
Dapat
menyalurkan kegiatan-kegiaran dakwah secara logis dan sistematik.
Daftar Pustaka
Effendi, Moctar, 1996, Menejemen suatu pendekatan
berdasarkan ajaran Islam, cet II, Bhratra Niaga Media, Jakarta
Onong, Ilmu Komunikasi, 1984, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Siagian, Sondang, 1986, Bunga Rampai Managemen Modern, cet 8, PT. Gunung Agung, Bandung
Suhandang kustadi, 2007, Menejemen Pers Dakwah, cet I, MARJA, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar